ABSTRAK
Ancaman kekurangan air bersih selalu meningkat tiap tahunnya di Indonesia. Dengan air laut yang melimpah, Indonesia dapat memanfaatkan jumlah air laut sebagai alternatif bahan baku pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Dalam hal mengatasi masalah tersebut dapat diterapkan proses pemurnian air asin menjadi air tawar dengan menggunakan teknologi membran sebagai alternatif dengan desalinasi melalui proses pervaporasi. Penyisipan karbon berfungsi memperkuat pori, namun dibandingkan dengan menggunakan karbon sintesis, penelitian ini menggantinya dengan karbon alami dari pektin. Penelitian ini terdiri dari beberapa proses yaitu proses sintesis membran silika-pektin tanpa interlayer (konsentrasi pektin 0, 0,5 dan 2,5 %) dengan kalsinasi 300 °C serta proses pervaporasi menggunakan air laut artifisial pada suhu ruangan (~25 °C). Dari hasil uji FTIR menunjukkan adanya gugus silanol, siloksan dan karbon. Pori yang dihasilkan adalah mesopori, ketebalan thin film yang dihasilkan adalah sekitar 1 μm, lapisan atas tampak bergelombang dan tidak ada retak permukaan. Penelitian ini berhasil mendapatkan fluks permeat konsentrasi pektin 0; 0,5 dan 2,5 % adalah berturut-turut 1,40; 3,13 dan 2,45 kg.m-2.jam-1. Hal tersebut menunjukkan konsentrasi pektin mempengaruhi kinerja membran silika-pektin tanpa interlayer pada proses pervaporasi air laut artifisial, Pada membran silika-pektin 0 % (pure silika) fluks permeat rendah karena sturktur membran kurang kuat tanpa adanya tambahan karbon dalam struktur silika. Sedangkan membran silika-pektin 2,5% menunjukkan semakin tinggi kandungan pektin dalam struktur silika maka struktur kimia silika cenderung menyebabkan membran menjadi dense sehingga berdampak pada hasil fluks permeat. Semua membran silika-pektin tanpa interlayer tersebut menyisihkan garam dengan rejeksi sampai 99,9%.
Kata kunci : Desalinasi, pervaporasi, tanpa interlayer, pektin, air laut