DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Pemulihan Ekosistem Gambut Berdasarkan Modal Sosial Masyarakat
PENGARANG:RINA MUHAYAH NOOR PITRI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-08-03


Degradasi lahan gambut semakin tinggi yang berdampak terhadap berkurangnya luas dan fungsi lahan gambut di Indonesia. Upaya pemulihan ekosistem gambut dapat dilakukan dengan kegiatan restorasi, rewetting dan revitalisasi ekonomi. Upaya pemulihan ekosistem gambut di beberapa lokasi belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Masyarakat di sekitar lahan gambut merupakan subyek dalam kegiatan pemulihan ekosistem gambut. Masyarakat memiliki andil yang besar untuk keberhasilan suatu kegiatan. Pada kegiatan pemulihan ekosistem gambut, masyarakat (seringkali) hanya menjadi “penerima program” yang diberikan oleh Lembaga pembawa kegiatan. Masyarakat belum banyak dilibatkan dalam penentuan program, kelayakan insentif dan atau teknik kegiatan dalam upaya pemulihan ekosistem gambut. Kesiapan masyarakat sebagai pelaku kegiatan pemulihan ekosistem gambut penting untuk dipertimbangkan. Pemilihan kegiatan yang sesuai dengan kondisi sosial masyarakat diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan kegiatan.

Aspek sosial masyarakat seringkali diabaikan dalam penyusunan strategi pemulihan ekosistem gambut. Masyarakat sebagai subyek kegiatan pemulihan ekosistem gambut memiliki pengaruh yang besar dalam keberhasilan pemulihan ekosistem gambut. Umumnya strategi yang dibuat belum memasukkan pertimbangan aspek sosial seperti tingkat modal sosial masyarakat, nilai manfaat dan pengetahuan lokal dalam penyusunan strategi pemulihan ekosistem gambut.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis modal sosial masyarakat dalam upaya pemulihan ekosistem gambut; 2) Menganalisis peran modal sosial berdasarkan partisipasi kesediaan masyarakat dalam mengikuti kegiatan, nilai awal insentif kegiatan dan bentuk kerjasama dalam kegiatan pemulihan ekosistem gambut; 3) Menganalisis peran modal sosial berdasarkan perekatan sosial pada kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat dalam kegiatan pemulihan ekosistem gambut; 4) Menyusun strategi pemilihan jenis dan ukuran bibit berdasarkan pengetahuan masyarakat, pendapat para ahli dan data jenis tanaman di lokasi penelitian untuk kegiatan revegetasi lahan gambut; 5) Menyusun strategi berdasarkan pendekatan modal sosial dan menyusun prioritas strategi untuk pemulihan ekosistem gambut.

Penelitian di laksanakan di Desa Pulantani dan Tambak Sari Panji (TSP) Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Desa Pembanding berlokasi di Desa Pulau Damar dan Desa Pawalutan di Kecamatan Banjang Kabupaten Hulu Sungai Utara, Desa Pabaungan Hulu dan Desa Sungai Rutas Kecamatan Candi Laras Selatan Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.  Penelitian di laksanakan mulai bulan Oktober 2021 hingga April 2023.

 

 

 

 

Responden yang digunakan pada Desa Pulantani sebanyak 85 orang dan Desa TSP sebanyak 93 orang.  Responden di desa pembanding berjumlah 48 orang. Informan yang terlibat meliputi aparat Desa, tokoh masyarakat, akademisi, KLHK, BRGM dan DLH. Analisis data menggunakan analisis modal sosial, analisis kesediaan menerima insentif, analisis SWOT dan analisis AHP.

Modal sosial dalam penelitian ini ditopang oleh unsur karakteritik individu, kepercayaan, norma, jaringan sosial, tindakan proaktif, keperdulian, koordinasi, kerjasama, rasa simpati, tindakan timbal balik, arus informasi dan kelembagaan. Kesiapan masyarakat dilihat dari modal sosial masyarakat dan karakteristik individu di Desa Pulantani (tinggi) menggambarkan masyarakat siap mengikuti kegiatan pemulihan ekosistem gambut, sedangkan masyarakat Desa TSP (sedang) menggambarkan masyarakat “cukup siap” dalam mengikuti kegiatan pemulihan ekosistem gambut.

Partisipasi masyarakat Desa Pulantani sebesar 100% dan Desa TSP sebesar 79%. Bentuk kerjasama yang dipilih masyarakat Desa Pulantani adalah kemitraan dengan lembaga desa, sedangkan Desa TSP pengelolaan oleh individu atau kelompok kecil. Nilai awal insentif mengikuti kegiatan menunjukkan perbedaan, Desa Pulantani memberikan nilai lebih rendah (Rp.50.000,-) dibandingkan dengan Desa TSP (Rp.80.000,-). Perbedaan partisipasi masyarakat, bentuk kerjasama dan nilai awal insentif mengikuti kegiatan pemulihan ekosistem gambut mencerminkan peran modal sosial dalam masyarakat.

Peran modal sosial juga terihat dari kemampuan kelompok dalam menghadapi kendala usaha dan terus berupaya mencapai tujuan bersama dengan melakukan aksi bersama. Peran modal sosial lainnya yaitu terbentuknya bonding social capital, bridging social capital dan lingking social capital serta perekat antara kelompok masyarakat dengan tokoh kunci (enganging social capital).

Strategi pemilihan jenis dan ukuran bibit pada kegiatan revegetasi penting dilakukan dengan mengkombinasikan pengetahuan masyarakat, pengetahuan pakar lahan gambut dan jenis yang tumbuh di lahan gambut. Jenis bibit terpilih adalah Merapat (Combretocarpus rotundatus), Balangeran (Shorea balangeran), Pulantan (Alstonia pneumatophora), Masintan (Melicope sp.) dan Sapit Udang (Pternandra azurea). Ukuran bibit terpilih adalah ≥ 80 cm – 100 cm.

Strategi pemulihan ekosistem gambut berdasarkan modal sosial terdiri dari 6 strategi yang menitikberatkan pada diversifikasi usaha masyarakat berwawasan lingkungan, tindakan proaktif dalam menjaga lingkungan, pembentukan akses dan jaringan pemasaran, peningkatan kapasitas SDM untuk menjalin kerjasama dengan pihak luar untuk mendukung upaya pemulihan ekosistem gambut. 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI