Sejatinya setiap manusia mengharapkan perdamaian dunia dan kondisi lingkungan yang damai. Hanya saja perang antara Rusia dan Ukraina memicu aksi protes baik secara offline maupun online karena dampaknya yang merugikan bagi kondisi politik, sosial dan perekonomian dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh emosi harapan terhadap aksi kolektif online yang dimediasi oleh efikasi diri, dengan mengacu pada Social Cognitive Theory (SCT). Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan mengumpulkan data partisipan pengguna media sosial yang berusia 18 tahun keatas di seluruh indonesia secara online. Data terkumpul sebanyak 237 yang terbagi ke dalam tiga kelompok, 70 partisipan kelompok kontrol, 83 partisipan kelompok eksperimen 1, dan 84 partisipan kelompok eksperimen 2. Eksperimen dilakukan dengan memberikan teks (vignette) pada setiap kelompok. Adapun instrumen yang digunakan, yaitu activism scale, collective hope scale, dan New General Self-Efficacy Scale yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Eksperimen tidak terkonfirmasi ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan signifikan pada ketiga kelompok yang diukur dengan skala emosi harapan sebagai cek manipulasi. Uji hipotesis menggunakan regresi model mediasi dengan bantuan PROCESS MACRO dari Hayes, dimana hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa emosi harapan signifikan berpengaruh terhadap aksi kolektif online dan efikasi diri, sedangkan efikasi diri tidak signifikan berpengaruh terhadap aksi kolektif online.

Kata Kunci: Aksi kolektif online, emosi harapan, efikasi diri