Rumah lanting adalah rumah terapung yang berada di sungai. Keberadaan rumah lanting sebagai tempat tinggal keberadaannya mulai berkurang sejak masyarakat memilih pindah kedaratan. Adanya jalur darat dan mata pencaharian yang mengharuskan mereka untuk lokasi perumahan. Tujuan dalam penulisan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana latar belakang rumah lanting di Kelurahan Seberang Mesjid, bagaimana perkembangan rumah lanting di Kelurahan Seberang Mesjid, dan bagaimana pelestarian rumah lanting di Kelurahan Seberang Mesjid tahun 2015 - 2020. Manfaat yang dapat diambil di penelitian ini adalah memberi informasi dan menambah wawasan tentang rumah khas banjar yaitu rumah lanting yang terdapat di Kelurahan Seberang Mesjid sebagai salah satu upaya melestarikan budaya tradisional dalam arsitektur rumah khas banjar yaitu rumah lanting yang memiliki manfaat. 

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang masalah yaitu Pelestarian Rumah Lanting Di Sungai Martapura Kelurahan Seberang Mesjid Kecamatan Banjarmasin Tengah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa saat ini budaya berumah lanting di Kota Banjarmasin sudah mulai ditinggalkan karena adanya perubahan pola orientasi dari sungai ke darat serta terbatasnya ketersediaan bahan bangunan yang sulit didapat membuat perkembangan rumah lanting di Kelurahan Seberang Mesjid semakin berkurang. Pemerintah memperjelas status hukum rumah lanting agar mempermudah upaya mempertahankan rumah lanting serta dapat melakukan pembinaan dan pemberdayaan.

Kesimpulan penelitian, rumah lanting dilestarikan dengan tujuan untuk pengembangan wisata berbasis sungai di Kota Banjarmasin. Rumah lanting menjadi satu titik dari 18 titik pengembangan wisata di zona utara Kota Banjarmasin.