DIGITAL LIBRARY



JUDUL:EFEKTIVITAS MEDIA AKAR ECENG GONDOK SEBAGAI SUBSTITUSI MEDIA ROCKWOOL DALAM BUDIDAYA PAKCHOY HIDROPONIK SISTEM SUMBU
PENGARANG:AHMAD MUHAJIR
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-08-29


Banjarbaru.  Pengendalian gulma eceng gondok saat ini masih dapat dikatakan belum ideal,  Penggunaan teknik pengendalian secara biologis dan kimia bahkan dapat menyebabkan timbulnya permasalahan baru terhadap ekologi dan lingkungan.  Oleh karena itu pemanfaatan gulma ini tidak hanya membantu menyelesaikan permasalahan namun juga memberikan keuntungan ekonomis, sementara itu Hidroponik saat ini pemanfaatannya masih belum luas hal ini dikarnakan adanya anggapan bahwa pertanaman hidroponik memerlukan biaya yang mahal baik pada awal infestasi dan pada saat operasional berjalan. Hal ini dikarenakan adanya biaya instalasi, biaya nutrisi dan biaya media tanam yang mahal. Khusus pada media tanam, saat ini pelaku hidroponik masih sangat ketergantungan dengan media hidroponik berbahan dasar rockwool yang  sebagian besar didominasi oleh produk luar negeri, sehingga harganya masih tergolong mahal yang akan menyebabkan biaya produksi menjadi lebih besar sehingga upaya untuk menghasilkan produk pertanian berkualitas dan murah sulit tercapai.  Penentuan penggunaan media tanam haruslah mempertimbangkan berbagai unsur seperti jarak sumber bahan baku sehingga penggunaan bahan baku lokal tidak hanya penting dalam dari sudut pandang ekonomi  tetapi juga pada perspektif berkeLanjutanan. Kecenderungan tertentu adalah penggunaan bahan baku terbarukan yang bersumber secara lokal , alami dan tumbuh cepat

Penelitian ini bertujuan mengetahui  apakah ada perbedaan antara penggunaan media tumbuh akar eceng gondok (rootwool)  dengan penggunaaan media rockwool pada pertanian hidroponik dan mengetahui apakah media akar eceng gondok  (rootwool)   berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakchoy pada sistem sumbu.  Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Pertanian dan laboratorium Kimia Analisis, serta Rumah Hidroponik Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat, dimulai bulan Januari sampai dengan Juni 2023.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan di laboratorium yang dirancang berdasarkan percobaan non faktorial dengan rancangan lingkungan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dan sehingga terdapat 20 unit percobaan. Perlakuan tersebut terdiri atas:  rockwool (kontrol),   rootwool /akar eceng gondok dengan perekat resin phenol, rootwool/akar eceng gondok dengan  perekat lem tapioka (lem kertas), rootwool/akar eceng gondok dengan perekat lem kayu (lem bangunan).

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa rootwool sebagai media tanam yang berbahan dasar akar eceng gondok memiliki potensi yang tinggi sebagai  pengganti media rockwool tidak hanya ketersedian bahan baku yang mudah didapat, namun juga secara ekonomis terjangkau dan  alternatif yang lebih ramah lingkungan.  Rootwool yang memilik berat kering yang paling ringan di dapat dari rerata berat kering rootwool berperekat Lem Kayu (Lem bangunan) dengan rerata berat 1,940 g dan testur serta tampilan yang mirip dengan rockwool.  Rootwool dengan perekat lem tapioka berpotensi sebagai pengganti rockwool  dengan karakteristik tekstur yang mirip dengan rockwool dan juga karena Rerata berat jenuh 12,474 g dan hanya terpaut 1,506  g dari rerata berat jenuh rockwool sebesar 13,980 g.  Rootwool  dengan resin fenol meski memiliki rerata berat jenuh air yang lebih besar dari rockwool dan rootwool dengan perekat yang berbeda  namun karakteristiknya yang keras dan lebih sulit dipotong dapat mengurangi potensinya sebagai pengganti rockwool namun hal ini masih dapat diperbaiki dengan penerapan teknik perekatan yang lebih baik.   Pengujian  kontras orthogonal menunjukan bahwa  rootwool dapat menandingi kemampuan rockwool dalam menyediakan air bagi tanaman namun untuk menyamai berat kering dari rockwool perlu dilakukan penelitian lebih Lanjut.   Rootwool yang memilik berat kering yang paling ringan di dapat dari rerata berat kering Rootwool berperekat Lem Kayu (Lem bangunan) dengan rerata berat 1,940 g dan testur serta tampilan yang mirip dengan rockwool, Pada percobaan dilapangan yang menguji pertumbuhan tanaman Pakchoy dengan menggunakan hidroponik sistem sumbu terlihat bahwa media akar eceng gondok (rootwool)  berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi 14 dan  21 HST, Jumlah helai daun 28 HST, panjang akar dan hasil tanaman pakchoy berupa bobot segar pada sistem hidroponik sumbu.  Pengujian lanjutan DMRT menunjukan bahwa rootwool yang paling baik bagi pertumbuhan tanaman pakchoy adalah rootwool berbahan perekat dari lem kayu dibandingkan dengan perlakuan rootwool dengan perekat tapioka dan perekat resin.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI