Kata Kunci: Akibat Hukum; Sidik Jari; Akta Notaris; Notaris Suatu akta autentik yang dibuat oleh seorang Notaris sebagai pejabat umum atau publik menjadi sangat penting dan dibutuhkan oleh pihak-pihak sebagai penghadap. Salah satu kewajiban Notaris yang diatur dalam Pasal 16 (1) c menjelaskan bahwa Notaris wajib untuk melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta Akta. Namun yang jadi isu hukum dalam artikel penelitian ilmiah ini adalah bagaimana apabila penghadap tidak ingin membubuhkan atau melekatkan sidik jarinya dalam minuta akta karena Pasal 16 (1) c masih terdapat kekaburan norma (vague norm). Sehingga tujuan dari adanya artikel penelitian ilmiah ini adalah untuk menganalisis apakah Notaris bertanggungjawab secara pribadi atas tidak dicantumkannya sidik jari atas permintaan penghadap dan apakah tidak dicantumkannya sidik jari penghadap pada minuta berakibat pada kedudukan akta notaris sebagai akta autentik. Metode dalam artikel penelitian ilmiah ini menggunakan metode artikel penelitian ilmiah hukum normatif. Hasil analisis dari artikel penelitian ilmiah ini menunjukkan bahwa pertama, tidak dilekatkan atau dibubuhkannya sidik jari penghadap dalam suatu minuta akta Notaris yang didasari atas permintaan penghadap itu sendiri tetap menjadi tanggung jawab notaris. Kedua, tidak dibubuhkannya sidik jari penghadap pada minuta Akta Notaris secara teoritik tidak menimbulkan pengaruh apapun terhadap keabsahan, namun berdasarkan sisi pembuktian hal ini dapat menjadi pertimbangan hakim untuk kemudian menggugurkan minuta akta Notaris tersebut menjadi di bawah tangan. Sehingga perlu dilakukan revisi terhadap ketentuan terkait dengan sidik jari dalam UUJN dengan tujuan untuk memperjelas dan menjadi perlu untuk dijelaskan secara lebih rinci dan detail tentang mekanisme dari pembubuhan atau pelekatan sidik jari pada minuta akta notaris.