DIGITAL LIBRARY



JUDUL:APLIKASI DATA CITRA SATELIT LANDSAT 7 ETM+ DAN LANDSAT 8 OLI-TIRS MULTITEMPORAL UNTUK ANALISIS NILAI SPEKTRAL SEBARAN RAMBAI (Sonneratia casaeolaris) DI DAS BARITO DAN SEKITARNYA
PENGARANG:NINDA APRILIA EFFENDI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-10-25


ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Curiak, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perubahan pertumbuhan sebaran Rambai (Sonneratia casaeolaris) berdasarkan nilai spektral dari tahun 1993, tahun 2003, tahun 2013 sampai dengan tahun 2023 di Pulau Curiak melalui interpretasi data digital citra satelit Multitemporal Landsat 7 ETM+, serta untuk mengetahui kondisi kualitas air di sekitar Rambai (Sonneratia casaeolaris). Dengan memanfaatkan data citra satelit selama 1993-2023, ditemukan bahwa luas hutan bakau jenis Rambai (Sonneratia casaeolaris) di Kabupaten Barito Kuala mengalami penurunan signifikan dari 280,8 ha menjadi 126,33 ha, turun sebesar 154,47 ha. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, yang mengubah lahan bakau menjadi lahan pertanian. Analisis mutu air menunjukkan bahwa sebagian besar stasiun memiliki mutu air tercemar, dengan skor terendah pada stasiun 3.

Kata kunci: Pulau Curiak, Pertumbuhan sebaran Rambai, dan Kualitas Air.

ABSTRACT

This research was conducted on Curiak Island, Banjarmasin City, South Kalimantan. The aim of this study is to investigate the changes in the growth and distribution of Sonneratia casaeolaris (Rambai) based on spectral values from 1993, 2003, 2013 to 2023 on Curiak Island through the interpretation of Multitemporal Landsat 7 ETM+ digital satellite imagery. Additionally, it aims to assess the water quality conditions around Sonneratia casaeolaris. Using satellite imagery data spanning from 1993 to 2023, it was found that the mangrove forest area of Sonneratia casaeolaris in Barito Kuala District experienced a significant decrease from 280.8 hectares to 126.33 hectares, a reduction of 154.47 hectares. This decline can be attributed to a high population growth rate, leading to the conversion of mangrove areas into agricultural land. Water quality analysis indicates that most stations have contaminated water, with the lowest score observed at station 3.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI