Kemampuan pemecahan masalah merupakan keterampilan kunci dalam proses pembelajaran matematika. Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah melalui pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP yang belajar materi Lingkaran berbasis STEM dengan yang belajar secara konvensional. Penelitian ini memakai pendekaran kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dan tipe nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 15 Banjarmasin dengan mengambil dua kelas sebagai sampel yang diambil dengan teknik Non-probability Sampling tipe Purposive Sampling, yaitu kelas eksperimen dengan sampel 27 siswa di kelas 8A dan kelas kontrol dengan sampel 27 siswa di kelas 8B. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP yang belajar materi Lingkaran berbasis STEM dengan yang belajar secara konvensional dengan kelas eksperimen masuk kategori tinggi, sedangkan kelas kontrol di kategori sedang. Pendidik hendaknya melakukan tindakan lanjutan dengan memberikan permasalahan dengan konteks nyata lebih sering untuk membiasakan para siswa serta menerapkan pembelajaran STEM dalam materi pembelajaran lainnya karena telah terbukti lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Kata Kunci : STEM, kemampuan pemecahan masalah, lingkaran