Pemanis sintetis adalah salah satu jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP) untuk menciptakan rasa manis yang ditambahkan pada minuman atau makanan. Siklamat dan sakarin adalah jenis pemanis buatan yang sering digunakan karena mmepunyai kemanisan yang tinggi dengan harga yang relatif murah. Konsumsi siklamat dan sakarin yang melebihi dosis dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti migrain, kanker kandung kemih, tumor paru, dan hati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan serta jumlah kadar siklamat dan sakarin berdasarkan batas penggunaan maksimum dalam produk yang ditetapkan oleh BPOM dan batas konsumsi menurut ADI (Acceptable Daily Intake) pada jajanan pasar yang berasal dari pasar Bauntung Banjarbaru dan pasar pagi Sekumpul Martapura. Penelitian ini menggunakan analisis laboratorium dan dilakukan dengan metode rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor tunggal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji kualitatif dan kuantitatif pada siklamat dan sakarin, batas penggunaan maksimum dan batas konsumsi ADI. Hasil uji kualitatif diperoleh 5% positif siklamat dan 10% positif sakarin. Semua sampel positif siklamat dan sakarin berasal dari Pasar Bauntung Banjarbaru. Semua sampel positif tersebut memiliki kadar yang melebihi batas penggunanaan maksimum yang diizinkan oleh BPOM, kadar siklamat pada sampel kue puding busa sebesar 4.864,3 mg/kg, dan kadar sakarin pada sampel kue nona manis dan pai yaitu masing-masing sebesar 167,26 mg/kg dan 336,29 mg/kg. Berdasarkan nilai ADI, batas maksimum konsumsi untuk orang dengan berat badan 50 kg yaitu pada kue puding busa, nona manis dan pai masing-masing sebanyak ±4, ±30 dan ±28 kue/hari