Mahasiswa kedokteran merupakan salah satu penderita insomnia terbanyak karena banyaknya aktivitas mahasiswa di dalam dan di luar kampus. Terapi lini pertama adalah terapi psikologis yang diberikan bersama dengan obat antiinsomnia. Namun, terapi jangka panjang menggunakan obat ini memiliki efek samping seperti ketergantungan. Oleh sebab itu, disarankan salah satu terapi alternatif dengan aromaterapi lavender (Lavandula angustifolia). Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap gangguan insomnia pada mahasiswa PSKPS FK ULM. Penelitian ini merupakan Clinical Trial dengan One Group Pretest-Posttest pada 48 mahasiswa PSKPS FK ULM pada bulan Oktober 2023. Subjek dipilih dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan secara online melalui g-form. Kuisioner Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta – Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS) digunakan untuk mengukur tingkat insomnia sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum pemberian aromaterapi didapatkan subjek yang mengalami insomnia ringan dan berat masing-masing sebanyak 50%. Sementara itu, tingkat insomnia setelah pemberian aromaterapi adalah 39,6% tidak insomnia, 56,2% insomnia ringan, dan 4,2% insomnia berat. Hubungan ini signifikan secara statistik (p<0,0005). Hasil ini menunjukkan bahwa aromaterapi lavender dapat memperbaiki gangguan insomnia pada mahasiswa PSKPS FK ULM secara signifikan.