DIGITAL LIBRARY
JUDUL | : | AGROWISATA BUAH-BUAHAN DI BATI-BATI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI | |
PENGARANG | : | FRANSISKUS KELVIN SIMANTO | |
PENERBIT | : | UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT | |
TANGGAL | : | 2024-01-03 |
AGROWISATA BUAH-BUAHAN DI BATI-BATI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI
Fransiskus Kelvin Simanto
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
fransiskuskelvin.fks@gmail.com
ABSTRAK
Tren pariwisata di Indonesia saat ini mengalami transformasi dari wisata massal menjadi wisata alternatif yang lebih mengutamakan potensi alam dan budaya menjadi keunikan dan karakteristik tersendiri dengan aktivitas wisatawan lebih banyak dilakukan di ruang terbuka. Kabupaten Tanah Laut sebagai bagian Kawasan Metropolitan Banjarbakula diproyeksikan menjadi pusat agrikultur. Hal ini diperkuat dengan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kecamatan Bati-Bati untuk mengembangkan wilayah ini sebagai pusat kegiatan lokal berbasis industri pengolahan dan agrikultur. Namun, lahan bekas penambangan intan tradisional di Bati-Bati masih cukup banyak dijumpai. Agrowisata menekankan pelestarian alam sehingga tercipta keberlanjutan ekosistem bagi kawasan. Pengembangan Agrowisata di Bati-Bati sebagai wisata alternatif memadukan unsur perkebunan, sosial budaya setempat, serta pemulihan ekologi pada kawasan sehingga tercipta wisata yang berkelanjutan. Konsep Hayat Basulur dengan pendekatan arsitektur ekologi digunakan melalui metode analogi simbolik dengan menekankan sifat transendensi antara manusia dengan alam. Sifat rhizome yang saling tumbuh bersama dengan sulur yang saling mengikat digunakan untuk mewujudkan karakter agrowisata yang menyelaraskan aktivitas manusia dan karakteristik budaya setempat dengan lingkungan pasca tambang agar dapat tumbuh bersama menjadi suatu sistem wisata yang berkelanjutan secara ekologis dalam tata kawasan dan arsitekturnya.
Kata Kunci: Agrikultur, Agrowisata, Analogi Simbolik, Ekologi
ABSTRACT
Tourism trends in Indonesia are currently experiencing a transformation from mass tourism to alternative tourism which prioritizes natural and cultural potential to become unique and have its own characteristics with more tourist activities carried out in open spaces. Tanah Laut Regency as part of the Banjarbakula Metropolitan Area is projected to become an agricultural center. This is reinforced by the Detailed Spatial Plan for the Bati-Bati District to develop this area as a center for local activities based on processing industry and agriculture. However, there are still quite a lot of former traditional diamond mining areas in Bati-Bati. Agrotourism emphasizes nature conservation so as to create a sustainable ecosystem for the area. The development of agrotourism in Bati-Bati as an alternative tourism combines elements of plantations, local social culture and ecological restoration in the area to create sustainable tourism. The Hayat Basulur concept with an ecological architecture approach is used through a symbolic analogy method by emphasizing the transcendence between humans and nature. The nature of rhizomes that grow together with tendrils that bind each other is used to create an agritourism character that harmonizes human activities and local cultural characteristics with the post-mining environment so that they can grow together into a tourism system that is ecologically sustainable in its neighborhood system and architecture.
Keywords: Agriculture, Agritourism, Symbolic Analogy, Ecology
NO | DOWNLOAD LINK |
1 | FILE 1 |
File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI