DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Leksikon Makanan dalam Wacana Tasmiyah di Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kotabaru
PENGARANG:AZMI KHANIFAH
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-01-05


ABSTRAK

 

Khanifah, Azmi. 2023. Leksikon Makanan dalam Wacana Tasmiyah di Kecamatan Sungai DurianKabupaten Kotabaru: Kajian Etnosemantik. Tesis. Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing: (1) Dr. Muhammad Rafiek, M.Pd.; (2) Dr. Noor Cahaya, M.Pd. 

 

Kata Kunci: ritual, sesajen, etnosemantik

 

      Ritual pemberian nama pada bayi merupakan tradisi turun-temurun bagi masyarakat di Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kotabaru khususnya etnik Banjar, Bugis, dan Dayak yang dijadikan objek dalam penelitian. Ritual ini juga memberikan sesajen berupa makanan yang akan dideskripsikan dalam penelitian mengenai wujud, makna, fungsi, dan pengidangan makanan yang dilihat dari aspek (alat, bahan, dan metode pembuatan).

      Teori etnosemantik digunakan untuk menganalisis penelitian ini. Jenis penelitian ini antropolinguistik dan metode yang digunakan deskriptif. Data pada penelitian ini adalah wujud (bentuk, warna, dan rasa), makna, fungsi, dan penghidangan (alat, bahan, dan metode pembuatan) makanan yang tersaji. Sumber data penelitian ini bersumber dari ritual pemberian nama pada bayi yang baru lahir dibeberapa etnik, yaitu Banjar, Bugis, dan Dayak yang berada di lingkungan Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kotabaru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

      Berdasarkan analisis data, ditemukan sajian yang berbeda-beda tiap etnik. Suku Banjar terdapat empat sajian makanan, yaitu ketan, inti kelapa, apem merah dan putih, serta kakoleh. Etnik Bugis terdapat delapan sajian makanan, yaitu ketan, apem merah dan putihketupat bala, lepet ketan, sokko tumbu, bolu peca, barongko, serta pisang raja. Etnik Dayak terdapat dua sajian, yaitu ayam kampung (betina dan jantan) dan lemang. Setiap sajian yang disajikan masing-masing etnik juga memiliki makna dan fungsi tersendiri yang dipercaya seperti etnik Banjar menyajikan ketankarena ketan dimakna sebagai sajian makhluk halus dan berfungsi sebagai sajian rasa syukur. Etnik Bugis menyajikan bolu peca dimakna sebagai sajian yang bisa memberikan kebahagian dan berfungsi sebagai sajian rasa syukur. Etnik Dayak menyajikan lemangdimaknai sebagai tongkat dan berfungsi sebagai haparan doa yang diberikan kepada anak bisa menembus kayangan. Sajian makanan ini juga berasal dari bahan baku yang mudah didapatkan dilingkungan dan bisa langsung digunakan seperti penggunaan kelapa, daun pisang, pisang, dan bahan lainnya. Bahan lain juga mudah didapatkan dipedagang pasar seperti gula merah, tepung, beras ketan, telur, dan bahan lainnya. Bahan yang digunakan juga ada memiliki simbol tertentu seperti daun kelapa muda atau janur yang dimaknai sebagai penolak bahaya. Semua sajian ini bisa dibuat kapan saja tanpa ada waktu tertentu.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI