ABSTRAK

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pasal 1 ayat (1) Bab Ketentuan Umum, kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan fisik, seksual, mental, fisik terhadap seseorang, khususnya perempuan, yang diartikan sebagai setiap perbuatan  yang membawa. Korban kekerasan dalam rumah tangga seringkali mengalami isolasi, trauma, masalah keuangan, kesepian, ketakutan, dan rasa malu. Akibatnya, para korban mungkin menderita cacat fisik, agresi, masalah kesehatan kronis, penyakit mental, kemiskinan, atau keengganan untuk bersosialisasi secara sehat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka terdapat dua pokok permasalahan, antara lain bagaimana pengaturan pemberian perlindungan hukum terhadap korban kekerasan di dalam rumah tangga dan bentuk kekerasan dalam rumah tangga? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaturan pemberian perlindungan hukum terhadap korban kekerasan di dalam rumah tangga dan bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder dan disebut juga penelitian kepustakaan. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder dan disebut juga penelitian kepustakaan. Kekerasan dalam rumah tangga umumnya terjadi antara orang-orang yang sudah mempunyai hubungan keluarga, biasanya antara suami istri yang sah. Kekerasan ini juga dapat terjadi pada anak-anak, orang tua, dan orang lanjut usia, dan dapat berupa kekerasan fisik maupun verbal, serta dilatarbelakangi oleh emosi, masalah ekonomi, konflik agama, atau seks. Kekerasan seperti pemukulan, pencekikan, dan bahkan  kematian, dan dapat terjadi melalui penggunaan teknologi.

Kata kunci: Perlindungan; Istri; Kekerasan Dalam Rumah Tangga; Suami