Limbah cair sasirangan adalah salah satu jenis limbah cair tekstil yang memiliki karakteristik bahan pencemar yang tinggi serta pH yang bersifat basa sehingga perlu dilakukan pengolahan limbah cair sasirangan sebelum dibuang ke lingkungan bebas. Salah satu teknologi alternatif pengolahan limbah sasirangan adalah menggunakan metode elektrokoagulasi. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisa efisiensi hasil pengolahan limbah cair sasirangan secara elektrokoagulasi dalam memenuhi baku mutu lingkungan menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.16 Tahun 2019 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Tekstil dan untuk menganalisis pengaruh waktu kontak yang diterapkan dalam proses elektrokoagulasi ini. Metode yang dipakai adalah metode eksperimen. Proses elektrokoagulasi adalah proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan energi listrik searah bertegangan 12 volt dan plat elektroda Alumunium (AI) dengan ukuran 20 x 8 cm dan ketebalan 0,5 mm serta jarak antar elektroda 1 cm. Parameter yang diuji yaitu Chemical Oxygen Demand (COD) dan warna dengan variasi waktu kontak yang dipakai adalah 30, 45, 60, 75, dan 90 menit. Hasil penelitian yang didapatkan adalah diketahui bahwa semua variasi waktu kontak mampu menyisihkan kadar COD dan warna yang memenuhi baku mutu. Hasil penyisihan terbesar terdapat pada waktu kontak 90 menit dengan penyisihan COD sebesar 95,19% dengan nilai penurunan dari 805,01 Mg/L menjadi 38,70 Mg/L dan penyisihan warna sebesar 97,87% dengan nilai penurunan dari703,40 PtCo menjadi 15,00 PtCo. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kedua parameter memenuhi baku mutu setelah dilakukan pengolahan menggunakan metode elektrokoagulasi sehingga dapat disimpulkan bahwa metode elektrokoagulasi efisien dalam mengolah limbah cair sasirangan secara elektrokoagulasi.

Kata Kunci : Elektrokoagulasi, Limbah Cair Sasirangan, COD, Warna, Waktu kontak, Elektroda Alumunium (AI)