DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM USAHA PERTANIAN KARET DI DESA HANTAKAN KECAMATAN HANTAKAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
PENGARANG:FAJAR MUSTAQIM
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-01-11


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kearifan lokal yang masih 

dipakai sampai sekarang di Desa Hantakan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu 

Sungai Tengah, mengetahui jumlah kearifan lokal yang pernah ada tetapi tidak 

digunakan lagi di Desa Hantakan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai 

Tengah, dan mengetahui faktor yang menyebabkan kearifan lokal itu terus 

dipertahankan dan yang ditinggalkan.

Penelitian ini dilakukan di Desa Hantakan Kecamatan Hantakan Kabupaten 

Hulu Sungai Tengah, dilaksanakan pada bulan September 2021. Penelitian ini 

menggunakan metode survei. Sampel ditentukan dengan metode purposive 

sampling dengan kriteria-kriteria yaitu, memiliki pengalaman dan pengetahuan 

pribadi terkait usahatani karet serta mau berbagi pengetahuan, usia orang tersebut 

sudah berumur atau sudah tua (lebih dari 40 tahun), serta bisa menjawab pertanyaan 

yang akan diajukan. Dari penentuan sampel diambil sebanyak 30 orang petani karet

yang sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jumlah kearifan lokal yang masih 

dipakai sampai sekarang di Desa Hantakan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu 

Sungai Tengah berjumlah 30 yang terdiri dari pembukaan lahan berjumlah 8, 

pembibitan berjumlah 2, penanaman berjumlah 5, masa sebelum produksi bejumlah 

2, pemeliharaan berjumlah 4, penyadapan berjumlah 6, bahan olahan karet 

berjumlah 1 dan pemasaran berjumlah 2 kearifan lokal. Sedangkan jumlah kearifan 

lokal yang pernah ada tetapi tidak digunakan lagi di Desa Hantakan Kecamatan 

Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah berjumlah 6 yang terdiri dari pembukaan 

lahan berjumlah 4, pembibitan berjumlah 1 dan penanaman berjumlah 1 kearifan 

lokal. Faktor penyebab kearifan lokal yang masih dipakai adalah karena rendahnya 

biaya, memberikan kemudahan, dan masih mengikuti kearifan lokal yang sudah 

pernah dilakukan oleh masyarakat dahulu. Sedangkan factor penyebab kearifan 

lokal yang ditinggalkan adalah adanya aturan dari pemerintah untuk perizinan

pembukaan lahan, mempersulit dan membuang-buang biaya, beberapa lahan karet 

memiliki kemiringan yang cukup curam, dan bibit unggul sudah mulai mudah 

didapatkan.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI