Abstrak

Tanjung Dewa terletak di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, memiliki keanekaragaman hayati salah satunya adalah hutan mangrove, dimana di dalam hutan mangrove tersebut banyak ditemukan berbagai macam bentuk kehidupan salah satunya adalah kerang (Bivalvia). Eksplorasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya struktur komunitas sekitar bivalvia dan hubungan antara kekayaan bivalvia dengan jenis dan ketebalan hutan mangrove di Tanjung Dewa.,kabupaten Tanah Laut, wilayah Kalimantan Selatan. Eksplorasi dimulai pada bulan Februari 2023 dan ditutup pada bulan Desember 2023. Pemilihan stasiun menggunakan sistem uji purposive sampling, stasiun investigasi dipartisi menjadi tiga wilayah, yaitu stasiun 1 ketebalan mangrove didelegasikan jarang, stasiun 2 ketebalan mangrove didelegasikan sedang, stasiun 3 ketebalan mangrove diposisikan sangat tebal.Hasil yang diperoleh adalah 7 jenis kerang dengan kekayaan jenis tertinggi pada stasiun 2 yaitu 2040 ind/m2 dengan total kekayaan relatif 79,69%, kekayaan jenis terkecil sebesar 20 ind/m2 dengan nilai kekayaan relatif sebesar 0,81%. Indeks Keanekaragaman dan keseragaman pada seluruh stasiun tergolong pada kelas rendah, sedangkan nilai indeks dominasi pada seluruh stasiun tergolong pada kelas tinggi. Jenis mangrove yang ditemukan terdapat 2 spesies. Ketebalan mangrove sangat tebal pada stasiun 3 yaitu 2200 ind/ha. Ketebalan mangrove sedang di stasiun 2 yaitu 1800 ind/ha, ketebalan mangrove jarang di stasiun 1 yaitu 800 ind/ha dengan ketebalan relatif  seluruh stasiun adalah 100 persen. Dampak sistem biologis mangrove dengan bivalvia sebesar 16% dan 84% dipengaruhi oleh faktor ekologi lainnya, misalnya substansi bahan alam, pembelahan lumpur, suhu, salinitas, pH, pasang surut air laut yang tiada habisnya. juga memecah oksigen, sehingga dapat dipahami bahwa tidak banyak bivalvia yang terkena dampak hutan mangrove.

Kata Kunci: Bivalvia, Mangrove, Struktur Komunitas, Kerapatan, Hubungan.

Abstract

Tanjung Dewa is located in Panyipatan District, Tanah Laut Regency, South Kalimantan, has biodiversity, one of which is mangrove forests, where in the mangrove forests you can find many kinds of life forms, one of which is shellfish (Bivalves). This exploration aims to find out how the community structure around bivalves is formed and the relationship between the richness of bivalves and the type and thickness of mangrove forests in Tanjung Dewa, Tanah Laut district, South Kalimantan region. Exploration began in February 2023 and closed in December 2023. The selection of stations used a purposive sampling test system, the investigation stations were partitioned into three areas, namely station 1, the mangrove thickness was assigned to be sparse, station 2, the mangrove thickness was assigned to medium, station 3, the mangrove thickness was positioned as very thick. The results obtained were 7 types of shellfish with the highest species richness at station 2, namely 2040 ind/m2 with a total relative richness of 79.69%, the smallest species richness was 20 ind/m2 with a relative richness value of 0.81%. The diversity and uniformity index at all stations is in the low class, while the dominance index value at all stations is in the high class. There are 2 types of mangroves found. The thickness of the mangroves is very thick at station 3, namely 2200 ind/ha. The thickness of medium mangroves at station 2 is 1800 ind/ha, the thickness of rare mangroves at station 1 is 800 ind/ha with the relative thickness for all stations being 100 percent. The impact of the biological system of mangroves with bivalves is 16% and 84% influenced by other ecological factors, for example natural substances, mud splitting, temperature, salinity, pH, endless tides and tides. also breaks down oxygen, so it is understandable that not many bivalves are affected by mangrove forests.

 Keywords: Bivalves, Mangroves, Community Structure, Density, Relationship