PENGARUH SUHU PIROLISIS TERHADAP KARAKTERISTIK BIOCHAR DARI LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM PUTIH DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ADSORBEN METILEN BIRU (Oleh Annisa Maulidina; Pembimbing: Prof. Sunardi, S.Si., M. Sc., Ph.D.; Utami Irawati, S.Si., M.ES., Ph.D.; 32 halaman)

Budidaya jamur tiram putih menghasilkan limbah berupa limbah baglog jamur tiram. Setiap kilogram jamur tiram menghasilkan sekitar 5 kg limbah baglog jamur tiram yang sebagian besar tidak dimanfaatkan sehingga menimbulkan pencemaranl ingkungan seperti sanitasi lingkungan yang buruk karena menghasilkan bau. Limbah baglog jamur tiram putih memiliki potensi sebagai bahan baku biochar karena memiliki kandungan lignoselulosa yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonversi limbah jamur tiram menjadi biochar sebagai adsorben metilen biru. Limbah baglog jamur tiram putih dikeringkan di bawah sinar matahari selama satu minggu kemudian dipirolisis masing-masing pada suhu 400°C; 500°C dan 600°C selama 2 jam. Karakterisasi biochar dilakukan menggunakan instrumen FTIR dan SEM. Uji waktu kontak optimum dilakukan dengan cara mengontakkan larutan metilen biru dengan 0,05 gram biochar menggunakan variasi 5; 10; 20; 30; 40; 50; dan 60 menit dengan kecepatan pengadukan 120 rpm. Kajian adsorpsi isoterm dilakukan menggunakan variasi konsentrasi awal metilen biru dari 1; 2; 3; 4; dan 5 ppm dengan kecepatan pengadukan 120 rpm. Berdasarkan data spektra FTIR dan SEM, hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan suhu pirolisis mempengaruhi karakteristik biochar yang dihasilkan. Hasil uji adsorpsi menunjukkan bahwa waktu optimum adsorpsi berada pada 50 menit dengan persen adsorpsi sebesar 81,25 %. Hasil data analisis isoterm adsorpsi SMB mengikuti pola isoterm Langmuir dan kapasitas adsorpsi maksimal sebesar 3,002 mg/g.

Kata kunci: limbah baglog jamur tiram putih, adsorpsi, studi isoterm.