ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan perjanjian dan akibat hukum jual beli minyak goreng curah eceran antara konsumen dan pelaku usaha minyak goreng curah eceran yang menetapkan harga melebihi Harga Eceran Tertinggi.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif dan sifat penelitian preskriptif, serta tipe penelitian ini menggunakan tipe pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conseptual approach). bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan dokumen.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: Pertama, keabsahan perjanjian jual beli minyak goreng curah eceran antara konsumen dengan pelaku usaha minyak goreng curah eceran yang menetapkan harga melebihi harga eceran tertinggi tidak sah karena adanya penyalahgunaan keadaan (misbruik van opstandigheden) dan melanggar kausa yang diperbolehkan. Kedua, akibat hukum dari perjanjian jual beli antara konsumen dan pelaku usaha minyak goreng curah eceran yang menetapkan harga melebihi Harga Eceran Tertinggi yaitu dapat dibatalkan dan batal demi hukum karena tidak memenuhi syarat subjektif dan objektif suatu perjanjian sehingga dapat diajukan pembatalan ke pengadilan, dan perbuatan pelaku usaha minyak goreng curah eceran yang menetapkan harga melebihi Harga Eceran Tertinggi dapat dikenakan sanksi berupa penghentian kegiatan sementara dan pencabutan izin usaha menurut Permendag No. 11 Tahun 2022 dan menurut UUPK dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan dapat dikenakan hukuman tambahan.

Kata Kunci: Perlindungan Konsumen, Minyak Goreng Curah, Harga Eceran Tertinggi