Stabilisasi tanah menggunakan bahan tambah adalah salah satu cara untuk meningkatkan sifat mekanis tanah. Beberapa penelitian telah menunjukkan penggunaan fly ash maupun abu sekam padi dapat memberikan pengaruh berupa peningkatan nilai CBR dan menekan pengembangan volume tanahnya (swelling) serta meningkatkan nilai kuat geser. Namun, penelitian yang telah dilakukan tersebut belum dapat menjelaskan keefektifan campuran fly ash dan abu sekam padi dalam hal peningkatan stabilitas tanah lempung lunak, khususnya tanah lempung lunak di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Prosentase bahan tambah fly ash yang digunakan pada campuran adalah 15%, 20% dan 25% dari berat kering tanah asli, sedangkan prosentase bahan tambah abu sekam padi yang digunakan adalah 5% dan 10% dari berat kering tanah asli. Setiap sampel yang telah dilakukan pemadatan kemudian diperam selama 3, 7 dan 30 hari sebelum dilakukan uji CBR. Pada sampel yang akan dilakukan uji CBR rendaman, akan dilakukan analisis angka swelling selama perendaman. Sampel yang sudah dilakukan uji CBR rendaman, akan dicetak menggunakan ring untuk pengujian direct shear.

Nilai CBR maksimum yang dihasilkan dari penelitian ini ada pada kondisi tanah yang dicampur dengan fly ash 25% dan abu sekam padi 10%. Pada saat waktu pemeraman mencapai 30 hari, nilai CBR mengalami peningkatan sebesar 257%. Hasil uji swelling membuktikan pengembangan tanah menurun seiring dengan peningkatan bahan tambah yang digunakan. Kohesi dan sudut geser tanah juga mengalami perubahan tergantung dari prosentase bahan tambah yang digunakan. Namun, stabilisasi secara kimiawi menggunakan fly ash dan abu sekam padi membutuhkan air dalam prosesnya sehingga kadar air dalam sampel terus menurun seiring dengan lamanya waktu pemeraman.

Kata Kunci: fly ash, abu sekam padi, stabilisasi, tanah lempung lunak.