DIGITAL LIBRARY



JUDUL:ANALISIS HOTSPOT UNTUK MEMETAKAN AREA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI PULAU KALIMANTAN
PENGARANG:NOOR JANNAH
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-01-17


Menurut BNPB (2023), kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan dimana hutan dan lahan dalam suatu wilayah dilanda api yang mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan dan menimbulkan kerugian ekonomis terhadap lingkungan. Sepanjang periode Januari hingga Juli 2023, luas kebakaran hutan dan lahan di Pulau Kalimantan sudah mencapai angka tertinggi dibanding Pulau Papua dan Sumatera yakni seluas 23,697.52 ha. Adanya kebakaran hutan di suatu wilayah dapat diketahui menggunakan informasi dari titik panas atau hotspot suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran titik panas dan mendeteksi keterkaitan jumlah titik panas antarwilayah di Pulau Kalimantan sehingga terjadinya kebakaran hutan dan lahan bisa diantisipasi lebih awal. Analisis yang digunakan meliputi analisis Indeks Moran, Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA), dan Getis-Ord Gi* untuk menentukan klaster titik panas sebagai identifikasi daerah rawan kebakaran di Pulau Kalimantan dengan dasar kedekatan karakteristik antarlokasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis autokorelasi spasial secara global dengan menggunakan indeks moran, diketahui terdapat autokorelasi spasial berdasarkan jumlah titik panas pada 56 kabupaten/kota di Pulau Kalimantan dengan pola sebaran mengelompok (clustered). Hasil analisis pada periode waktu bulan Juli dan Agustus menunjukkan adanya keterhubungan spasial yang signifikan antarwilayah. Hal ini dimungkinkan karena bulan Juli dan Agustus merupakan puncak musim kemarau. Selain itu, dengan menggunakan autokorelasi spasial LISA dan Getis-Ord Gi* didapat hasil yang relatif sama dimana daerah rawan kebakaran pada sepanjang musim kemarau 2023 didominasi oleh daerah di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI