IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KEKUMUHAN KAWASAN PERMUKIMAN PADA PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) DI KABUPATEN TABALONG(Oleh:  Muhammad Alfin Maulani; Pembimbing: M. Itqan Mazdadi, S.Kom., M.Kom. dan Friska Abadi, S.Kom, M.Kom; 2023;  81 halaman)

Permukiman  kumuh  merupakan  lingkungan  hunian  atau  tempat  tinggal  beserta  lingkungannya, yang  berfungsi  sebagai  rumah  tinggal  dan  sebagai  sarana  pembinaan  keluarga,  tetapi  tidak  layak  huni.Permukiman kumuh mengalami penurunan kualitas permukiman dalam berbagai aspek, baik dari segi kualitas lingkungan secara fisik, sosial ekonomi, budaya, dan sebagian besar dihuni oleh masyarakat yang memiliki tingkat kesejahteraan rendah. Untuk  menentukan  kualitas  permukiman  tersebut  diperlukan indikator sebagai acuan penentuan kualitas permukiman yaitu skala lingkungan dan skala rumah tangga. Di kabupaten Tabalong, program Kota Tanpa Kumuh hanya ada pada kecamatan Tanjung, yang mana terdiri dari 25 desa/kelurahan. Diantara 25 desa/kelurahan tersebut ada 6 desa/kelurahan yang dinyatakan kumuh setelah dilakukan perhitungan pembobotan secara manual. Padahal jika dilihat secara langsung dan melalui FGD tingkat desa, hampir 20 desa/kelurahan yang ada di kecamatan tanjung tersebut termasuk wilayah permukiman kumuh. Dalam  penentuan tingkat  kekumuhan  peneliti  menggunakan  metode Fuzzy  C-Means.  Hasil  yang  didapat  dengan  metode Fuzzy C-Meansuntuk penentuan klasifikasi berdasarkan kualitas permukiman terbagi menjadi 3 tingkatan kekumuhan yaitu tidak kumuh, kumuh ringan, dan kumuh berat.

Kata Kunci  :Sistem Pendukung Keputusan, Permukiman  Kumuh,  Basis  Data,  Kabupaten Tabalong,  KOTAKU  (Kota  Tanpa  Kumuh), dan Fuzzy C-means.