Media sosial menghubungkan antara individu denganlainnya tanpa perlu bertatap muka secara langsung, hanya sajaruang ini juga memudahkan untuk saling mengirim konteneksplisit ilegal berbentuk kekerasan dan pelecehan seksual antarindividu dikenal dengan revenge porn. Oleh karena itu, merujukpada teori deindividuasi penelitian ini bertujuan untukmengetahui peranan kecerdasan emosi dan dukungan sosialdaring terhadap pemahaman mengenai Revenge Porn.  Penelitian kuantitatif ini bersifat cross sectional dengan kriteriasampel pengguna media sosial aktif berusia 18-25 tahun dan pernah menyaksikan pornografi. Partisipan sampel dipilih teknikaccidental dengan menyebarkan angket kuesioner secara online pada 110 orang yang memenuhu kriteria. Adapun instrumenyang digunakan Beliefs About Revenge Pornography Questionnaire (BRPQ) untuk mengukur revenge porn,  BriefEmotional Intelligence Scale (BEIS) untuk mengukurkecerdasan emosi, dan Online Social Support Scale untuk mengukur dukungan sosial online. Hasil analisis regresi linier berganda dengan SPSS.25 menunjukkan bahwa secara simultankecerdasan Emosi dan dukungan sosial daring memiliki perananyang lemah terhadap revenge porn sebesar 12,2%. Sedangkansecara parsial hasil uji T menunjukkan bahwa kecerdasan emosimemiliki peranan terhadap revenge porn, namun dukungansosial daring tidak memiliki peranan. Riset selanjutnya dapatmenguji faktor-faktor lain yang dapat memicu revenge porn seperti dark triad personality serta konteks kekerasan seksualterhadap korban laki-laki.