DIGITAL LIBRARY



JUDUL:TAHANAN GESEK SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN TANAH
PENGARANG:ADITYA BUANA FIQRI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-01-23


ABSTRAK

Sebuah kota memilik banyak aspek yang perlu diperhatikan mulai dari ekonomi, hukum, pemerintahan dan kontruksi. Berbicara tentang kontruksi di Indonesia memiliki kondisi tanah yang bervariasi. Tanah adalah salah satu bahan yang memiliki peranan penting dalam suatu konstruksi atau pondasi, sehingga diperlukan tanah dengan sifat-sifat teknis yang baik. Tetapi dalam kenyataanya sering dijumpai sifat-sifat tanah yang kurang baik. Terkadang seperti di Indonesia karena keterbatasan lahan untuk pembangunan maka tidak bisa dihindari melakukan pembangunan konstruksi di atas tanah lempung lunak. Karena hal tersebut maka diperlukan perbaikan sifat tanah dengan menambahkan material tertentu. Stabilisasi merupakan salah satu pilihan untuk mengatasi kondisi tersebut. Stabilisasi tanah dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah asli dengan cara antara lain menambahkan serat alami dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mengakibatkan perubahan sifat-sifat tanah asli tersebut (Arifin et al., 2019) Tanah yang memiliki daya dukung rendah, indeks plastisitas yang tinggi, pengembangan (swelling) tinggi serta gradasi yang buruk, perlu adanya perbaikan tanah, salah satunya adalah melakukan usaha stabilisasi pada tanah (soil stabilization), yaitu memperbaiki sifat-sifat tanah dengan menambahkan bahan-bahan tertentu, sehingga dapat merubah sifat-sifat tanah asli tersebut.

 

Metodologi Penelitian ini bertujuan menguji kuat tarik serat dan menguji Gesekan Serat TKKS dengan tanah yang telah dialkalisasi dengan senyawa NaOH. Selanjutnya, serat TKKS tersebut ditambahkan pada tanah lunak, dipadatkan secara statis, dan diuji kuat tekannya.

 

Hasil pengujian dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya dimana serat yang digunakan tidak diberi perlakuan.hasil uji FTIR untuk sampel tanpa perlakuan dengan NaOH dan dengan NaOH. Terlihat beberapa puncak hampir sama antara serat yang direndam dengan NaOH dan yang tidak. Dua puncak yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah pada 1241 dan 897 cm-1 dimana kedua puncak tersebut memperlihatkan masing-masing posisi lignin dan selulosa (Elenga et al., 2013). Terlihat pada grafik, puncak pada wave number 1241 cm-1 berkurang yang memperlihatkan berkuragnya lignin pada permukaan serat dan peningkatan konsentrasi pada puncak di 897cm-1 sebagai selulosa yang memegang peranan penting pada peningkatan kekuatan serat. sampel UCT Dengan campuran serat lebih kuat di bandingkan yang tidak dicampur dengan serat, grafik hubungan antara tegangan tegangan dan regangan pada sampel kuat Tarik 1 helai serat tanpa treatment dengan perilaku di atas pada serat 1 helai tanpa treatment serat putus rata-rata pada tegangan 16,813% dan pada rata-rata tegangan 148,735 N/mm, grafik hubungan antara tegangan dan regangan pada sampel kuat tarik 1 helai serat dengan menggunakan campuran NaOH Dengan perilaku di atas pada serat 1 helai dengan campuran NaOH serat putus rata-rata pada regangan 5,923 % dan pada rata-rata tegangan 187,042 N/mm2, dilihat bahwa hubungan grafik berat volume kering dan tegangan gesek dengan NaOH lebih besar dibandingkan tanpa perlakuan. Dengan perilaku di atas pada sampel tali serat dengan NaOH tali serat putus rata-rata pada pada rata-rata tegangan gesek 0,484 kg/cm^2 sedangkan pada sampel tali serat tanpa perlakuan tali serat putus rata-rata pada tegangan gesek 0,398 kg/cm^2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari hasil bacaan grafik diatas tali serat dengan NaOH tegangannya gesek lebih besar dari pada tali serat tanpa perlakuan. Dengan NaOH telihat bahwa rata-rata tali serat putus pada berat volume kering 0,857 dan pada tegangan gesek 0,489 kg/?cm?^2. Sedangkan standar deviasi untuk berat volume kering 0,096 dan pada tegangan gesek 0,161 kg/?cm?^2, Tanpa NaOH terlihat bahwa rata-rata tali serat putus pada berat volume kering 0,827 dan pada tegangan gesek 0,00398 kg/?cm?^2. Sedangkan standar deviasi untuk berat volume kering 0,087 dan pada tegangan gesek 0,00181 kg/?cm?^2, Jadi dapat disimpulkan bahwa jika serat direndam dengan NaOH, maka Lignin (kototoran di permukaan serat) berkurang sehinggan kekuatan gesek nya bertambah kuat dan selulosa (struktur di dalam serat) menjadi lebih kuat. Bentuk fisik serat setelah diberi Treatment berdasarkan Grafik hasil FTIR untuk sampel tanpa treatment dan dengan NaOH. Terlihat beberapa puncak hampir sama antara serat yang direndam dengan NaOH dan yang tidak. Dua puncak yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah dimana kedua puncak tersebut memperlihatkan masing-masing posisi lignin dan selulosa Tegangan dan Regangan Tarik serat Tanpa Treatment pada serat 1 helai serat putus pada tegangan 16,813% dan pada rata-rata tegangan 148,735 N/mm . Tegangan dan Regangan Tarik serat dengan Treatment (di rendam NaOH) pada serat 1 helai serat putus pada tegangan 5,923% dan pada rata-rata tegangan 187,042 N/mm Kuat tarik serat dengan treatment (di rendam NaOH) jadi serat mengalami kenaikan tegangan dikarenakan NaOH tersebut dapat menghilangkan lignin sehingga membuat kuat tarik serat akan semakin kuat dibandingkan dengan yang tanpa treatment Kuat tarik serat yang di rendam air asam rawa akan mengalami penurunan seiring bertambahnya umur sampel yang di rendam selama 1 hari. UCT (Unconfined Compression Test) yang telah dilakukan sebanyak 3 variasi yaitu, sampel tanah biasa, sampel tanah dengan campuran serat dan sampel tanah dengan campuran serat yang sudah di rendam air asam rawa selama 1 hari. Hasil yang di dapat adalah sampel tanah yang bercampur dengan serat tegangan yang di peroleh lebih kuat dibandingkan dengan sampel tanah biasa dan sampel tanah bercampur serat yang di rendam air asam selama 1 hari

KataKunci:Stabilisasi Tanah Lempung Lunak, Kuat Tarik serat, Gesekan permukaan serat dengan tanah.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI