Keperluan aspal sebagai bahan perkerasan jalan sangat tinggi di Indonesia. Salah satu jenis campuran beraspal panas, yaitu Lapis Aspal Beton (Laston / Asphalt Concrete, AC). Namun hingga kini keperluan aspal minyak setiap tahun semakin meningkat, sementara itu suplai dan stok juga terbatas. Di Pulau Buton, wilayah Sulawesi Tenggara, terdapataspal alam yang disebut Asbuton. Oleh karena itu dilakukan penelitian campuran AC-BC tanpa asbuton dan campuran AC-BC menggunakan asbuton yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil analisis karakteristik marshall antara campuran AC-BC tanpa asbuton dan campuran AC-BC menggunakan asbuton.

Pada penelitian ini menggunakan aspal penetrasi 60/70 dengan kadar aspal yang digunakan untuk mendapatkan kadar aspal optimum adalah 5%, 5,5%, 6%, dan 6,5%. Asbuton yang digunakan adalah asbuton butir tipe B 5/20 dengan variasi kadar 0%, 1,5%, 2%, 2,5%, 3%, dan 3,5%. Dilakukan metode pengujian marshall untuk mendapatkan kadar aspal optimum, nilai tengah kadar asbuton, dan rentang kadar asbuton yang memenuhi spesifikasi Bina Marga 2018 Revisi II. Dilakukan juga analisis hasil perbandingan nilai karakteristik marshall yaitu, stabilitas, flow, MQ, VIM, VMA, VFB, dan density dari campuran AC-BC tanpa asbuton dan campuran AC-BC menggunakan asbuton.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pengujian diperoleh kadar aspal optimum 5,5% pada campuan AC-BC tanpa asbuton sedangkan untuk campuran AC-BC menggunakan asbuton diperoleh nilai tengah kadar asbuton 2,25% dengan rentang kadar asbuton yang memenuhi spesifikasi Bina Marga 2018 Revisi II yaitu, 1,5% - 3%. Nilai stabilitas, flow, MQ, dan density pada campuran AC-BC menggunakan asbuton lebih tinggi dibandingkan dengan campuran tanpa asbuton sedangkan nilai VIM, VMA, dan VFB pada campuran AC-BC menggunakan asbuton lebih rendah dibandingkan dengan campuran tanpa asbuton.

Kata kunci: Aspal, AC-BC, Asbuton, Karakteristik Marshall, Laston