Permasalahan pertama yaitu Bagaimana kedudukan anak akibat pembatalan perkawinan yang menjadi dasar skripsi ini. Dan yang kedua yaitu Bagaimana hak waris anak akibat adanya pembatalan perkawinan. Memjadi dasar penelitian ini, menggunakan metode penelitian hukum normative. Dengan menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier, kajian literatur hukum perundang-perundangan dan semua tulisan yang berkaitan dengan subjek penelitian adalah metode untuk penelitian hukum. Penilitian ini bersifat Preskriptif. Tujuan penelittian ini adalah melakukan penelitian yuridis terhadap norma – norma yang menyangkut hak dan status anak akibat adanya pembatalan perkawinan. Hasil penelitian ini adalah, Pertama Adanya pembatalan perkawinan dari perkara ini berdampak terhadap kedudukan anak. Mulai dari status kedudukan seorang anak, anak yang lahir dari perkawinan yang sah maka anak tersebut adalah anak sah menurut hukum islam dan meurut Negara. Seperti yang tertuang pada Kompilasi Hukum Islam pada pasal 99 telah menyatakan bahwa anak adalah anak sah. Selanjutnya hak asuh yang selanjutnya didapatkan seorang anak adalah dari kedua orang tuanya, tetapi karena putusnya suatu perkawinan oleh pengadilan agama maka hak asuh seorang anak jatuh kepada ibunya. Karena ibu dianggap orang yang berhak untuk mengasuh anak dan memiliki rasa kasih sayang yang tinggi melebihi seorang ayah. Kedua Batalnya suatu perkawinan tidak akan memutuskan hubungan hukum antara anak dengan orang tuanya dan status anak dari perkawinan yang orang tuanya melakukan pembatalan perkawinan adalah tetap sebagai anak yang sah dari kedua orang tuanya, ia juga berhak untuk mewarisi harta dari ayahnya maupun ibunya dan juga anak itu mempunyai hubungan kekeluargaan dengan keluarga si ayah ataupun ibu.

Kata Kunci (keyword): Kedudukan anak, Pembatalan Perkawinan, Status Waris