Geopolimer merupakan material tanpa semen dan 100% menggunakan limbah yang bersifat pozzolan, sehingga disebut material ramah lingkungan. Ketahanan terhadap lingkungan asam penting dievaluasi dalam pengaplikasinya didunia konstruksi, khususnya di daerah lahan asam gambut dan daerah yang memiliki potensi pasang surut air laut. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran metakaolin dan fly ash, pengaruh penambahan serat bemban, serta pengaruh lingkungan asam dan air PDAM pada kuat tekan mortar geopolimer dan evaluasi durabilitas.

Molaritas NaOH sebesar 8 M, rasio alkali 2,5, campuran metakaolin dan fly ash sebesar 100/0; 70/30 dan 50/50 dengan dan tanpa penambahan serat bemban 1,5% dari berat material dasar. Metode curing benda uji sampai 28 hari sebelum terekspos lingkungan curing lembab. Setelah masa perawatan, benda uji diekspos pada lingkungan asam dan air PDAM dengan siklus wet-dry. Pengujian yang dilakukan adalah sorptivity, porositas, evaluasi visual, perubahan berat, kuat tekan, kuat tarik belah dan uji karbonasi. Evaluasi dilakukan setelah terekpos 1,2 dan 3 bulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tekan tertinggi pada perendaman di lingkungan asam dan air PDAM pada komposisi campuran metakaolin dan fly ash 50/50 dengan penambahan serat bemban 1,5% berturut-turut sebesar 39,17 MPa dan 49,20 MPa pada terekpos 3 bulan. Mortar geopolimer metakaolin dan fly ash 50/50 mengalami penurunan berat lebih rendah dibandingkan campuran metakaolin dan fly ash 70/30 dan 100/0. Mortar geopolimer dengan penambahan serat bemban 1,5% mengalami persentase kenaikan kuat tarik dibandingkan tanpa penambahan serat bemban pada komposisi campuran metakaolin dan fly ash 100/0; 70/30 dan 50/50 berturut-turut sebesar 33,82%; 33,45% dan 24,64%. Hasil absorpsi, porositas dan sorptivity mortar geopolimer dengan penambahan serat bemban lebih baik dibandingkan mortar geopolimer tanpa penambahan serat bemban.

Kata Kunci: Durabilitas, Fly Ash, Metakaolin, Serat Bemban, Sorptivity