Pengembangan infrastruktur pada Kawasan Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dikhawatirkan dapat menimbulkan banjir pada daerah tersebut dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan perubahan tata guna lahan yang membuat resapan air pada daerah itu berubah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kapasitas saluran drainase yang ada masih mencukupi jika terjadi perubahan tata guna lahan tersebut.

Metode analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengumpulan data curah hujan harian selama 30 tahun terakhir (1993-2022) didapat dari Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru dan ukuran drainase dari pengukuran lapangan. Dilakukan perhitungan data dengan beberapa tahap, untuk data curah hujan harian dihitung menggunakan analisis frekuensi metode Log Pearson tipe III. Hasil analisis frekuensi dan dimensi saluran dihitung menggunakan rumus Manning dan Mononobe dengan kala ulang 5 tahun untuk mendapatkan debit rencana dari metode rasional dan debit eksisting guna mencari nilai dimensi saluran rencana dengan metode rasional. Perhitungan ini dilakukan dua kali, yang pertama terhadap kondisi saluran eksisting, dan kedua terhadap kondisi saluran setelah perubahan tata guna lahan.

Hasil dari pengamatan dan perhitungan data didapat bahwa pada sebagian drainase debit eksistingnya tidak mampu menahan debit rencananya, sehingga diperlukan redesain dan desain baru drainase. Desain saluran rencana pada Kawasan Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggunakan penampang ekonomis berbentuk persegi dengan tipe saluran dari pasangan batu. Dimensi saluran rencana pada drainase eksisting dan drainase setelah perubahan tata guna lahan kedalaman salurannya sebesar 0,7-1,4 m dan lebar rencananya sebesar 1,4-2,8 m. Untuk hasil dari pengamatan lapangan adalah sebagian besar drainase terdapat sampah dan tanaman-tanaman liar yang tumbuh.

Kata Kunci : Banjir, Debit Rencana, Saluran Drainase, Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan