DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Prototipe Sistem Monitoring Suhu Gudang Penyimpanan dan Pengeringan Gabah Untuk Petani Desa Pandak Daun Berbasis Internet of Things (IOT)
PENGARANG:MUHAMMAD RIDHANI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-01-30


Penduduk Desa Pandak Daun yang berada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) hasil panen gabah Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2021. Pengolahan hasil pertanian gabah masih menggunakan cara lama (cara turun temurun). Untuk menjaga gabah agar mendapatkan kualitas beras yang baik diperlukan suatu sistem yang dapat mengontrol kadar air gabah dan suhu pada gudang gabah secara otomatis. Internet of Things (IoT) dapat menjadi solusi dalam berbagai macam aktivitas manusia termasuk mengontrol kekeringan gabah dan suhu ruangan gudang gabah secara otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk Mengukur nilai suhu pada gudang penyimpanan dan pengeringan serta kadar air pada gabah yang disimpan dengan menggunakan Prototipe Sistem Monitoring Suhu Gudang Penyimpanan dan Pengeringan Gabah dan Mengukur nilai rata-rata error antara sensor pada Prototipe Sistem Monitoring Suhu Gudang Penyimpanan dan Pengeringan Gabah .Penelitian ini dilakukan untuk merancang sebuah prototipe sistem monitoring suhu gudang penyimpanan dan pengeringan gabah untuk petani dengan microcontroller ESP32, sensor suhu DHT22 sebagai sensor untuk memantau suhu gudang, sensor soil moisture FC-28 sebagai pengukur kadar air gabah, lampu pijar sebagai pemanas ruangan, dan kipas sebagai sirkulasi udara. Dengan adanya sistem ini diharapkan membantu petani untuk menjaga kualitas hasil panen padi Desa Pandak Daun dan mengetahui gabah yang telah di jemur sudah benar kering. Penelitian dilakukan selama 2 hari dan prototipe berhasil menjaga suhu untuk area penyimpanan tetap di kisaran 40°C, dan kadar air gabah tetap di 0%, sedangkan untuk suhu pada area pengeringan berhasil tetap di kisaran 50°C yang mana itu adalah suhu optimal untuk pengeringan gabah, dan gabah berhasil kering, dengan kadar air awal gabah 23% menjadi 14%, dan pengujian performa sensor-sensor untuk mengetahui persentase error dari tiap-tiap sensor dan hasilnya sensor-sensor bekerja dengan baik. Pertama pengujian pada sensor DHT22 memiliki error sebesar 0.2%. Selanjutnya pengujian pada sensor soil moisture FC-28 menghasilkan error sebesar 1.7%.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI