RINGKASAN

Bahrul, Proses Pembuatan Briket Berbahan Baku Biomassa dan Limbah Industri Biodisel , dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Hesty Heryani,. M.Si., IPU., ASEAN Eng. dan  Dessy Maulidya Maharani ,SP.,M.Si.

Kebutuhan akan energi terus meningkat yang bergantung pada bahan bakar yang berasal dari fosil dan tidak dapat diperbarui, serta akan menimbulkan polusi lingkungan. Biobriket merupakan arang batanganatau arang yang dicetak yang terbuat dari arang limbah organik atau dari hasil tumbuhan yang telah diolah dengan nilai kalor yang tinggi, Briket biomassa merupakan salah satu energi alternatif pengganti minyak bumi maupun kayu bakar.

Daun nanas memiliki kandungan serat yang tinggi dan sifatnya yang mudah terurai dan membantu mengurangi limbah organic, daun nanas juga memiliki kandungn lignin 4,4 – 4,7.  purun danau bahan baku pembuatan kerajinan anyaman yang berasal dari Kampung Purun Kota Banjarbaru, dan limbah yang dihasilkan berupa potongan-potongan purun dan purun tidak layak pakai yang belum dimanfaatkan sedangkan didalam purun terdapat kandungan lignin yang cukup tinggi yaitu 26,4% dan kandungan selulosa 32,62%. Kulit buah aren hasil dari pengupasan pengolahan kolang kaling belum banyak pemanfaatan sehingga mengindikasikan bahwa purun merupakan biomassa yang memiliki nilai kalori cukup tinggi. Salah satu hasil samping dari industri biodiesel adalah sterol glikosida (SG), sterol glikosida adalah endapan putih berbentuk biji kristalisasi yang terdapat pada biodiesel yang relatif tidak larut dalam biodiesel dan akan mengendap di saat mesin tidak beroperasi, dan senyawa ini harus tetap dihilangkan sebelum digunakan sebagai bahan bakar dengan carasentrifugasi agar terpisah dengan biodiesel.

Peneliti menggunakan daun nanas,  limbah purun danau, kulit buah aren dan sterol glikosida menjadi sebuah bahan bakar alternatif yaitu biobriket dengan formula 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% untuk sterol glikosida, formulsi 40%, 30%, 20%,10% dan 0% untuk daun nanas, fomulasi kulit buah aren 22% dan formulasi limbah purun 30% sedangkan perekatnya tetap yaitu sebesar 8% dari setiap formula, sisanya adalah tepung arang dari purun danau ataupun dari purun tikus, jadi hasil formula menjadi 100% untuk membuat menjadi satu buah biobriket. Penambahan sterol glikosida dapat meningkatkan nilai kalor agar dapat memenuhi SNI No. 01-6235-2000.

Pengolahan biobriketyaitu dengan mengumpulkan bahan baku daun nanas, kulit buah aren limbah purun danau dari hasil pengolahan maupun pemanenan lalu dilakukan  pengarangan setelah itu dihaluskan, lalu dicampur formula 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% untuk sterol glikosida, formulsi 40%, 30%, 20%,10% dan 0% untuk daun nanas, fomulasi kulit buah aren 22% dan formulasi limbah purun 30% serta bahan perekat menggunakan tepung tapioka dan aquadesyang telah dipanaskan hingga berubah warna menjadi bening, lalu dicampurkan seluruh bahan menjadi satu hingga rata, lakukan pencetakan menggunakan pipa paralon 5 cm dengan diameter 1 inch dan di press manual, dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 105 ^oC selama 4 jam. Parameter pengujiannya yaitu kadar air, kadar abu, kadar volatile matter, nilai kalor, uji tekan, kadar karbon terikat dan uji pembakaran. Hasil yang diperoleh parameter yang memenuhi SNI No. 01-6235-2000 adalah kadar air, kadar abu, nilai kalor. Untuk yang belum memenuhi SNI No. 01-6235-2000 yaitu kadar volatile matter dan kadar karbon terikat yang disebabkan oleh kandungan yang berada di dalam bahan baku.

Formula terbaik didapatkan dari hasil parameter uji yang dihasilkan dari setiap variasi formula yaitu S5N5 sebagai formula terbaik dengan kadar air 1,007%, kadar abu 0.16%., kadar volatile matter 58,05%, nilai kalor 5273,9227 Kal/g, karbon terikat 40,78%, uji pembakaran yang meliputi uji lama penyalaan 34,03 sedangkan lama pembakarannya 1,24 s, uji tekan 41 Kg/Cm².

Kata Kunci: Biobriket, Daun Nanas, Kalor, Kulit Buah Aren, Purun , Sterol Glikosida.