Budaya tradisional adalah warisan berharga yang membentuk komponen penting dari identitas suatu masyarakat, khususnya bagi masyarakat adat Banjar. Karena maraknya globalisasi dan industrialisasi, praktik-praktik budaya adat berjuang untuk bertahan. Untuk melestarikan kearifan lokal, masyarakat dan pemerintah harus berkolaborasi untuk menjaga otonomi masyarakat dalam melestarikan dan memperkaya warisan budayanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keberadaan tradisi bapidara dalam suku Banjar di wilayah Kuin Cerucuk. Peran negara dalam menjaga kearifan lokal masyarakat Banjar, yaitu tradisi bapidara di Kota Banjarmasin, sangatlah penting. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan terdiri dari reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi bapidara pada masyarakat adat suku Banjar di daerah Kuin Cerucuk secara umum diakui oleh mayoritas penduduk. Beberapa individu tidak mempercayai bapidara. Masyarakat dengan suara bulat mengakui pentingnya melestarikan warisan bapidara sebagai wujud kearifan lokal. Dinas Kebudayaan Kota Banjarmasin memainkan peran kunci dalam melestarikan kearifan lokal Banjar, terutama dengan menjaga budaya tradisional Banjar dan memfasilitasi masyarakat untuk memajukan kebudayaannya sesuai dengan peraturan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 32 ayat 1. Berdasarkan hasil penelitian ini, mengusulkan kolaborasi antara masyarakat dan kementerian kebudayaan untuk mempromosikan dan melestarikan kearifan lokal masyarakat banjar di Banjarmasin.