DIGITAL LIBRARY



JUDUL:DETEKSI KEBUNTINGAN PADA KAMBING LOKAL MENGGUNAKAN METODE PUNYAKOTI DENGAN KONSENTRASI URIN DAN AQUADES BERBEDA PADA PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU
PENGARANG:AHMAD RIDHANI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-02-29


AHMAD RIDHANI. Deteksi Kebuntingan Pada Kambing Lokal Menggunakan Metode Punyakoti Dengan Konsentrasi Urin dan Aquades Berbeda Pada Pertumbuhan Biji Kacang Hijau, dibimbing oleh Muhammad Riyadhi dan Anis Wahdi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode punyakoti dapat digunakan untuk deteksi kebuntingan pada kambing dengan melakukan modifikasi pertambahan aquades ke dalam urin kambing guna melihat hambatan pertumbuhan pada biji kacang hijau. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah penambahan jumlah aquades yang berbeda P1 (1:4), P2 (1:8), P3 (1:12) dan menggunakan urin kambing tidak bunting P4 (1:12). Peubah yang diamati dalam penelitian ini, Perkecambahan yang terjadi pada masing-masing biji yang digunakan dan dilanjutkan mengukur panjang kecambah pada hari ke-5. Hasil analisis ragam yang menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda (Duncan Multiple Range Test / DMRT). Analisis ragam menunjukkan perbedaan yang nyata pada panjang tumbuh biji kacang dengan perbedaan konsentrasi urin kambing dan aquades, P1 (2,36 cm) nyata lebih pendek (P<0,05) dibandingkan P2 (5,75 cm), P3 (8,38 cm), dan P4 (12,02 cm). Panjang tumbuh pada perlakuan P1 lebih pendek dibadingkan perlakuan lainnya, dimungkinkan dipengaruhi oleh konsentrasi urin yang diencerkan dengan aquades. Pada perlakuan P4 pertumbuhan kacang hijau lebih panjang, hal ini dikarenakan pada perlakuan tersebut menggunakan urin kambing yang tidak bunting. Sebagai perbandingan dapat dilihat pada perlakuan P3 dimana konsentrasi urin dan aquades yang digunakan sama, akan tetapi sumber urin yang dipakai berasal dari kambing yang bunting. Pada konsentrasi yang sama memiliki panjang tumbuh yang berbeda, perbedaan ini dimungkinkan dipengaruhi adanya kadar Abscisic acid (ABA) yang tinggi pada urin kambing yang bunting. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa metode punyakoti dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif deteksi kebuntingan pada kambing dengan akurasi 100%. Penggunaan konsentrasi 1:4 merupakan konsentrasi paling tepat karena memiliki hambatan pertumbuhan paling jelas dibandingkan 1:8, dan 1:12. Hal ini membuktikan penambahan aquades dengan konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi nilai hambatan pertumbuhan biji kacang hijau

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI