DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA MELALUI PENINGKATAN KETAHAHAN BENCANA DAERAH DI KABUPATEN TANAH BUMBU
PENGARANG:HAIRUDIN S.PD
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-03-06


Kegiatan operasional PT Jorong Barutama Greston (PT JBG) yang akan memasuki tahap pascatambang, pengolahan air asam tambangnya telah mengaplikasikan pengembangan pengolahan pasif dengan sistem yang selaras dengan konsep lahan basah. Swampy forest sistem dirancang dengan menambahkan organik pilihan limbah dari perkebunan kelapa sawit yaitu tandan kosong kelapa sawit, penanaman rumput typha(Typha angustifolia), purun tikus (Eleocharis dulcis), pohon dalam kategori berkayu dan bersiklus panjang sepeti  pohon longkida(Nauclea orientalis) dan bangkal trees (Nauclea subdita).  Proses tersebut menghasilkan pengelolaan air asam tambang secara terukur untuk memenuhi parameter ambang batas peraturan yang berlaku. 

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis rancangan dan aplikasi swampy forest system terhadap pemenuhan peraturan yang berlaku di PT JBG serta menganalisis perbaikan yang harus dilakukan pada swampy forest system untuk pemenuhan nilai baku mutu limbah cair agar dapat dikembangkan sebagai persiapan tahap pascatambang.

Penelitian dilaksanakan di PT JBG di Desa Asam-Asam, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Objek dari penelitian ini adalah aplikasi swampy forest system pada pengolahan air asam tambang untuk pemenuhan nilai baku mutu parameter dengan mengevaluasi rancangan awal, penerapan rancangan di lapangan dan kondisi update lapangan dalam hal menerapkan swampy forest system. Prosedur pengumpulan data menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melalui wawancara mendalam (in-depth interview) dan observasi berpartisipasi (participation observation).

Panjang konstruksi kolam di lapangan yaitu 50 m, terdapat perbedaan panjang konstruksi kolam 10m dari rancangan yaitu 60  m. Jumlah tandan kosong kelapa sawit yang diaplikasikan 32 ton (rancangan 39,60 ton), pupuk kandang yang diaplikasikan 130 ton (rancangan 149,40), purun tikus, rumput bati-bati, rumput typa dan rumput vetiver yang diaplikasikan masing-masing sebanyak 1500 rumpun (rancangan 1800 rumpun) serta pohon bangkal, pohon galam, pohon longkida, pohon kayuputih diaplikasikan masing-masing 188 batang (rancangan 225 batang). Hasil aplikasi tidak jauh berbeda dengan rancangan, perbedaan yang terjadi dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kesulitan yang dihadapi pekerjaan di lapangan terkait waktu dan biaya. Perbaikan yang harus dilakukan pada swampy forest system yaitu penanaman kernbali tanaman pohon yang rnati dan memberikan perawatan pada tanaman yang kurang subur, khususnya dengan rnenggunakan pupuk organik untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan rneningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu mengganti pohon yang mati dengan tumbuhan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut seperti tumbuhan liar yang sudah beradaptasi dengan lingkungan setempat dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses pengolahan.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI