Tujuan penelitian untuk mengetahui pertanggungjawaban terhadap pihak ketiga yang tewas akibat jatuhnya pesawat jet pribadi yang disewakan dan untuk mengetahui bentuk ganti kerugian yang diberikan kepada pihak ketiga. Penelitian ini berjenis normatif, dan bersifat preskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. 

Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pertama, Pesawat jet pribadi dengan pesawat komersial sama-sama jenis angkutan udara niaga, perbedaannya pesawat jet pribadi angkutan niaga tidak berjadwal sedangkan pesawat komersial angkutan niaga berjadwal. Aturan mengenai Tanggung jawab penggangkut kepada pihak ketiga atas jatuhnya pesawat jet pribadi atau pesawat komersial diatur dalam Pasal 1 angka 22 dan Pasal 184 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Tanggung jawab hukum yang digunakan adalah tanggung jawab mutlak artinya pihak pengangkut dalam hal ini pemilik penyewaan pesawat jet pribadi atau pihak maskapai pesawat komersial menurut prinsip ini wajib untuk bertanggung jawab mengganti kerugian secara mutlak terhadap penumpang, barang bawaan dan pihak ketiga. Kedua Ganti rugi terhadap pihak ketiga diberikan sesuai dengan kerugian yang dialami, mengenai perhitungan, persyaratan, dan tata cara memperoleh ganti kerugian diatur dalam Pasal 14, 21 Permenhub Nomor 77 tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara. Dalam Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan apabila terjadi kecelakaan pesawat jet pribadi atau pesawat komersial yang dapat ditanggung dan mengakibatkan adanya kerugian bagi pihak ketiga maka dengan kata lain kerugian tersebut telah dijamin oleh pengangkut melalui peralihan resiko pengganti kerugiaan melalui pihak asuransi.