Rendahnya penghasilan yang didapat oleh pengrajin tanggui yang disebabkan menurunnya permintaan konsumen terhadap produk tanggui. Pengrajin akan mengalami kenaikan permintaan tanggui apabila musim bertani hingga panen tiba. Hal ini membuat pengrajin tanggui harus berupaya melakukan strategi agar dapat bertahan hidup untuk membantu perekonomian dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Adanya kondisi tersebut mengharuskan para pengrajin tanggui menerapkan strategi bertahan hidup yang terdiri dari strategi aktif, strategi pasif, dan strategi jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang dilakukan oleh pengrajin tanggui di Kampung Tanggui untuk bertahan hidup. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan total Sampling dengan menggunakan angket tertutup yaitu menyebarkan angket/kuesioner kepada seluruh pengrajin yang berjumlah 29 orang. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Teknik pengolahan data yang digunakan terdiri dari: editing, coding, scoring, dan tabulatting kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis persentase. Hasil dari penelitian dengan 29 orang pengrajin tanggui di Kampung Tanggui Kota Banjarmasin dapat disimpulkan bahwa dari tiga strategi yang menjadi sub variabel dalam penelitian ini, strategi bertahan hidup pengrajin tanggui yang paling banyak adalah strategi aktif dengan 61,35%. Hasil dari persentase tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan sangat mempengaruhi produktivitas pengrajin dalam menghasilkan tanggui serta sumber penghasilan pengrajin tanggui sangat penting untukkeberlangsungan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga pengrajin