DIGITAL LIBRARY



JUDUL:HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN TIPE MALOKLUSI SKELETAL MENGGUNAKAN ANALISIS STEINER PADA SUKU BANJAR (Tinjauan pada Siswa Usia 15-18 Tahun di SMAN 12 Banjarmasin)
PENGARANG:ZENI DWI FATHONAH
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-05-20


Latar belakang: Setiap ras dan suku memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut salah satunya terdapat pada tinggi badan yang tersusun oleh tulang panjang. Salah satu tulang panjang yang terdapat di area kraniofasial adalah mandibula. Mandibula memiliki peranan penting dalam penentuan tipe maloklusi skeletal yang dapat dilihat dari foto rongent sefalometri lateral dengan analisis Steiner. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tinggi badan dengan tipe maloklusi skeletal menggunakan analisis Steiner pada suku Banjar usia 15-18 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dan mengikutsertakan 62 orang dari total 261 siswa suku Banjar di SMAN 12 Banjarmasin dengan rentang usia 15-18 tahun. Pengukuran tinggi badan dilakukan menggunakan alat ukur microtoise. Penentuan tipe maloklusi skeletal menggunakan analisis Steiner pada sudut ANB yang dilihat melalui selisih antara SNA dan SNB pada rongent sefalometri lateral. Hasil: Sampel paling banyak memiliki tinggi badan kurang dari normal, SNA lebih dari normal, SNB normal, ANB lebih besar dari normal. Hasil uji analisis korelasi spearman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.446 Kesimpulan: Suku Banjar pada penelitian ini paling banyak memiliki tinggi badan kurang dari normal, posisi maksila protrusif, mandibula normal, dan kecenderungan maloklusi skeletal kelas 2. Tidak terdapat hubungan antara tinggi badan dengan tipe maloklusi skeletal pada suku Banjar.

Kata kunci : Suku Banjar, Tinggi badan, Maloklusi skeletal 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI