Latar Belakang: Resin komposit nanohybrid merupakan material restorasi yang sering digunakan untuk perawatan karies. Salah satu kekurangannyaadalah terjadi perubahan warna yang salah satunya disebabkan oleh pemakaian obat kumur. Ekstrak etanol daun kalangkala (Litsea angulata) 3% merupakan obat kumur herbal yang berpotensi mengurangi efek samping karena penggunaan material sintetis pada obat kumur. Tujuan: Menganalisis pengaruh perendaman ekstrak etanol daun kalangkala 3% dan perendaman obat kumur non-alkohol terhadap perubahan warna resin komposit nanohybrid. Metode:Penelitian ini menggunakan desain true experimentaldengan rancangan post test only with control group design dengan total sampel 30 yang dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok direndam pada ekstrak daun kalangkala 3%, obat kumur non-alkohol, dan akuades steril selama 31 jam di dalam inkubator dengan suhu 37oC. Perubahan warna diukur sebelum dan sesudah perendaman menggunakan rangkaian alatdigital analysis dan software MATLAB dengan sistem warna CIELAB. Data dianalisis secara statistikmenggunakan uji One Way ANOVA. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan perubahan warna tertinggi terjadi pada resin komposit yang direndam pada ekstrak daun kalangkala 3% karena pH-nya yang asam serta adanya kandungan zat warna eksogen. Uji One Way ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara perubahan warna resin komposit nanohybrid yang direndam pada ekstrak daun kalangkala 3% dan obat kumur non-alkohol (p=0,971)yang dapat disebabkan oleh proses polimerisasi sampel yang kurang sempurna. Kesimpulan: Derajat pH serta zat warna eksogen yang berasal dari larutan kumur dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit nanohybrid, tetapi proses tersebut juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, salah satunya polimerisasi sampel resin komposit.