Latar Belakang: Ekstrak daun kelakai dapat digunakan sebagai alternatif obat penyembuhan luka alami karena mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid dan fenolik yang berperan sebagai antioksidan. Sebelum digunakan, tanaman herbal harus dipastikan tingkat keamanan sediaannya yang dapat diperoleh dari uji toksisitas agar tidak menimbulkan efek yang berbahaya, salah satunya secara in vivo yang dapat dilihat dari pengaruhnya terhadap hati tikus wistar berdasarkan kadar SGOT dan SGPT. Tujuan: Membuktikan tidak terdapat efek toksik dari pemberian ekstrak daun kelakai dosis 2.000, 2.500, dan 3.000 mg/kgBB terhadap hati tikus wistar berdasarkan kadar SGOT dan SGPT. Metode: Penelitian eksperimental laboratoris murni dengan desain posttest-only with control group design, terdiri dari 16 ekor tikus wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan 1 kelompok kontrol negatif diberi akuades dan 3 kelompok perlakuan diberi ekstrak daun kelakai dosis 2.000, 2.500. dan 3.000 mg/kgBB sebanyak 2 kali sehari setiap pagi dan sore selama 28 hari, kemudian tikus dikorbankan pada hari ke-29 untuk pengambilan darah dan dianalisis kadar SGOT dan SGPT dengan metode Kinetik-IFCC menggunakan spektofotometer. Hasil: Kadar SGOT dan SGPT setelah 28 hari masih berada pada rentang normalnya. Kadar SGOT pada kelompok P1, P2, dan P3 adalah 61,244 U/L, 58,953 U/L, dan 53,536 U/L. Kadar SGPT pada kelompok P1, P2 dan P3 adalah 25,137 U/L, 23,331 U/L, dan 21,179 U/L. Berdasarkan uji statistik, terdapat perbedaan bermakna pada semua kelompok perlakuan. Kesimpulan: Tidak terdapat efek toksik dari pemberian ekstrak daun kelakai dosis 2.000, 2.500, 3.000 mg/kgBB per oral selama 28 hari terhadap hati tikus wistar berdasarkan kadar SGOT dan SGPT.

Kata kunci: Ekstrak daun kelakai, toksisitas, hati, SGOT, SGPT