Anfasa Roland Riadi.Mei2024.Perlindungan Saksi Yang Berkedudukan Sebagai Whistle blower Dalam Kejahatan Korupsi.Skripsi,ProgramSarjana Program Studi Hukum Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, 82halaman.Pembimbing: Dr. Noor Hafidah, S.H., M.Hum.

ABSTRAK

Skripsi ini memiliki tujuan untuk mengetahui konsep ideal terkait dengan perlindungan saksi yang berkedudukan sebagai whistle blower dalam kejahatan korupsi di masa mendatang serta bagaimana mekanisme perlindungan yang diberikan kepada saksi whistle blower tersebut dalam praktiknya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Dengan pendekatan Perundang-undangan (Statue Approach) dan pendekatan konsep (Conceptual Approach). Bahan hukum yang akan dianalisis meliputi bahan hukum primer berupa Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, serta bahan hukum sekunder yang meliputi, buku-buku, majalah, koran, situs internet, jurnal, pendapat serta pandangan dari berbagai pihak yang dapat digunakan untuk menunjang penelitian ini.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa perlindungan yang diberikan kepada saksi whistle blower dalam praktiknya dipersamakan dengan perlindungan saksi pada umumnya. Namun, dalam beberapa praktiknya saksi whistle blower mulai diberikan perlindungan oleh LPSK dengan bekerjasama dengan pihak penegak hukum lainnya seperti mulai menginisiasi pembentukan sahabat saksi korban atau SSK di daerah, melakukan pembentukan LPSK pada tingkat daerah, dan membentuk pusat perlindungan, pemulihan, dan pelatihan. Selain itu, dilakukan penyediaan whistle blowing system berupa sistem pelaporan atau pengaduan bagi seorang saksi ini.

Kata Kunci (Keyword): Perlindungan Saksi, Whistle blower, Korupsi