Latar belakang: Kejadian maloklusi di Provinsi Kalimantan Selatan masih tergolong sangat tinggi terutama pada kelompok usia remaja yaitu sebesar 11,6%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan maloklusi pada pelajar SMA dan SMK di wilayah perkotaan Banjarmasin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian yaitu pelajar di wilayah perkotaan Banjarmasin berjumlah 356 pelajar yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Data yang dikumpulkan berupa data suku, jenis kelamin, status gizi, overbite, overjet, spacing dan crowding. Hasil data yang diperoleh dicatat pada lembar penilaian. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan distribusi frekuensi kejadian maloklusi yang disajikan dalam bentuk diagram, grafik dan tabel. Hasil: Hasil penelitian didapatkan gambaran maloklusi besar pada perempuan (55,9%), suku Banjar (53,7%), status gizi normal (43%), overjet 2,1 – 4 mm (32,3%), overbite 2 – 4 mm (51,4%), crowding rahang atas -2,1 – -5 mm (28,37%), crowding rahang bawah -2,1 – -5 mm (47,75%), dan klasifikasi Angle modifikasi Dewey didominasi klas 1 tipe 1 (32,9%). Kesimpulan: Tingkat keparahan maloklusi pada pelajar SMA dan SMK dil wilayah perkotaan Banjarmasin tergantung dari karakteristik yang ada seperti jenis kelamin, suku dan status gizi. 

Kata kunci :  Gambaran maloklusi, suku, jenis kelamin, status gizi, overbite, overjet, spacing, crowding.