Pada tahun 2022, penetapan Penajam Paser Utara sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara Indonesia yang kemudian diberi julukan Serambi Nusantara menimbulkan implikasi yang signifikan, terutama terkait ketahanan pangan. Risiko ketidakstabilan pasokan beras di Kalimantan Timur dan sekitarnya menjadi salah satu permasalahan, mengingat belum tercapainya swasembada pangan di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengonstruksi State-Space Models (SSM)untuk memprediksi ketersediaan beras di Serambi Nusantara berdasarkan model terbaik. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mengatasi tantangan ketidakstabilan pasokan beras dan mempersiapkan perencanaan kebijakan pangan yang lebih baik. Analisis yang dilakukan meliputi analisis korelasi kanonikal, penentuan state vector berdasarkan orde AR(), pendekatan Maximum Likelihood Estimation, serta uji diagnostik residual. Selain itu, juga memprediksi ketersediaan beras beberapa periode ke depan dengan SSM dan mengevaluasi akurasi prediksi dengan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi ketersediaan beras berdasarkan model terbaik di Serambi Nusantara menggunakan SSM dikategorikan cukup baik, dengan nilai MAPE sebesar 32.46%. Prediksi ketersediaan beras di Serambi Nusantara Januari-Desember 2024 menunjukkan pola horizontal. Oleh karena itu, diperlukan tindakan penguatan oleh pemerintah terkait pengelolaan cadangan beras saat turun, serta peningkatan infrastruktur pasokan dan distribusi beras saat ketersediaannya naik. Selain itu, pentingnya pembangunan irigasi teknis untuk akses air yang stabil bagi petani.

Kata Kunci: Korelasi Kanonikal, State Vector, State-Space Models, Ketersediaan Beras, Serambi Nusantara