Telah terdeteksi struktur diskontinuitas seismik mantel di Pulau Sulawesi sebagai hasil dari pertemuan tiga lempeng utama dengan menggunakan data prekursor gelombang seismik SS. Pulau Sulawesi yang merupakan titik pertemuan tiga lempeng besar (Indo – Australia, Pasifik, Eurasia) menjadi fokus utama penelitian karena potensi perubahan struktural yang dihasilkan dari zona subduksi yang cukup kompleks. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan bouncepoint antara sumber gempa dengan stasiun penerima gempa dan menentukan diskontinuitas mantel di Pulau Sulawesi. Jarak minimum antara stasiun dengan pusat gempa adalah 100° dengan kedalaman pusat gempa maksimum 75 km. Kekuatan gempa minimum 5,8 Magnitudo dan channel seismogram yang digunakan adalah channel Broadband High grain seismometer (BH) yang didapatkan dari website IRIS (Incorporated Research Institutions for Seismology). Bouncepoint ditentukan berdasarkan jarak antara pusat gempa dengan stasiun penerima, dengan 15 bouncepoints didaerah penelitian. Hasil penelitian ini didapatkan empat diskontinuitas didaerah penelitian dengan kedalaman rata-rata masing-masing 590 km, 1100 km, 2200 km, dan 2400 km.