Ariska Rahmadani. Relasi Kuasa Dalam Berpacaran Pada Mahasiswa (Studi Tentang Kekerasan Terhadap  Perempuan)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan, sikap, dan tindakan karena kekuasaan selalu teraktualisasi lewat pengetahuan dan pengetahuan selalu punya efek kuasa. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan secara kualitatif dan analisis data kualitatif secara interaktif dengan mewawancarai 12 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan relasi kuasa yang terbentuk di dalam berpacaran di pengaruhi beberapa factor diantaranya kenyamanan yang diberikan oleh pacar, perlakuan manis dan lain sebagainya, ada pula karena factor pacar sebagai pemenuh kebutuhan biasanya berbentuk materi (uang) tentunya akan membuat pelaku meminta rasa timbal balik dari pasangannya, dan sudah kehilangan keperawanannya. Fenomena seperti ini banyak terjadi di dalam lingkup berpacaran, para pelaku akan memiliki kuasa atas korbannya karena mampu menciptakan ancaman atas kejadian yang telah terjadi. Relasi kuasa yang terbentuk dalam berpacaran yaitu pelaku sepenuhnya mengontrol korbannya untuk dapat memenuhi keinginannya dengan cara mengancam korban dengan berbagai bentuk ancaman, seperti menyebarkan foto-foto korban tanpa busana. Perempuan yang menjadi korban tetap mempertahankan hubungannya karena takut akan ancaman dari pelaku. Kekerasan yang dilakukan dalam berpacaran berupa pemukulan atau ditampar dan berkata kasar seperti dasar anjing/babi, bungul/bodoh, bangsat, bajingan, cewe murahan dan cewe lonte.

Kata kunci: Korban kekerasan, keadilan gender, pacaran, seks, cinta, penguasaan, kejahatan, perempuan