DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU BATU (Paraboea kalimantanensis) TERHADAP GEJALA KLINIS DAN LD50 PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
PENGARANG:FITRIAN DESMANA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2024-06-24


Benalu batu (Paraboea kalimantanensis) merupakan tumbuhan obat asal Kalimantan Selatan yang secara empiris dapat mengobati penyakit kanker, tumor, dan diabetes melitus. Uji toksisitas akut merupakan uji praklinik yang bertujuan untuk mengukur derajat efek toksik suatu senyawa setelah pemberian dosis tunggal dalam waktu 24 jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keamanan ekstrak etanol daun P. kalimantanensis berdasarkan gejala klinis dan nilai LD50 pada tikus. Uji toksisitas akut dilakukan dengan menggunakan prosedur Fixed dose Method. Metode fixed dose terbagi menjadi uji pendahuluan dan uji utama. Uji pendahuluan dilakukan pada kelompok kontrol (Na-CMC 0,5%) dan kelompok ekstrak yang dimulai dengan dosis 5 mg/kgBB, sediaan uji diberikan secara oral kepada masing-masing satu tikus. Tikus diamati efek toksiknya selama 30 menit pertama lalu setiap 4 jam selama 24 jam pertama. Uji dilanjutkan secara bertahap pada dosis 50 mg/kgBB, 300 mg/kg, hingga 2000 mg/kgBB karena tidak ditemukan tanda-tanda efek toksik atau kematian diamati pada tikus dalam waktu 24 jam. Uji utama dilakukan pada kelompok kontrol (Na-CMC 0,5%) dan kelompok dosis 2000 mg/kgBB setelah didapatkan hasil tidak terdapat kematian dan tidak ada gejala toksisitas yang muncul pada uji pendahuluan dosis 2000 mg/kgBB. Hasil pengamatan yaitu tidak ditemukan gejala klinis pada kelompok kontrol (Na-CMC 0,5%) dan dosis 2000 mg/kgBB. Berdasarkan nilai LD50, ekstrak etanol daun P. kalimantanensis memiliki nilai LD50 ≥ 2000 mg/kgBB dan termasuk ke dalam kategori 5 yang artinya tingkat toksik ringan.

Kata Kunci: Paraboea kalimantanensis, benalu batu, LD50, fixed dose method.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI