Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masifnya deforestasi yang terjadi di Indonesia. Untuk mengurangi deforestasi tersebut, hadirlah sebuah program REDD+. Di Kabupaten Berau sendiri program REDD+ dilaksanakan hingga tahun 2030 Program ini merupakan kerja sama antara negara berkembang dengan negara maju. Penelitian ini melihat pendekatan gerakan lingkungan hidup apa yang diterapkan pada program REDD+. Shingga program ini terus terlaksna hingga sekarng. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengkaji pendekatan gerakan lingkungan hidup yang diterapkan pada program REDD+ di kabupaten Berau. 2) menganalisis dampak program REDD+ terhadap keberlanjutan sumber kehidupan masyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi  kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi terus terang, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian menunjukkan pendekatan yang dilakakukan adalah pendekatan partisipatif, masyarakat berperan sebagai pelaku utama dalam setiap pelaksanaan program. Selain itu gerakan lingkungan hidup yang diterapkan oleh NGO menggunakan gerakan lingkungan hidup eko-populis, mereka memperhatikan aspek-aspek pengetahuan lokal serta memperhatikan sumber kehidupan masyarakat lokal didalamnya. Hadirnya program REDD+ tidak mengganggu aktivitas pada masyarakat dan tidak merubah budaya mereka pelaksanaan program selalu memperhatikan aspek-aspek yang sudah ada terlebih dahulu di masyarakat. Bahkan dengan adanya program REDD+, masyarakat mendapatkan sumber kehidupan tambahan yang bisa mereka lakukan secara mandiri tanpa mengurangi sumber kehidupan yang suda ada sejak turun temurun. Masyarakat juga sudah meninggalkan kebiasaan buruk yang berdampak bagi keberlangsungan hidup mereka.

Kata Kunci: REDD+, Gerakan Lingkungan Hidup, Masyarakat Lokal