Salah satu ciri khas dari Kalimantan Selatan adalah kain sasirangan. Dalam proses produksi kain sasirangan dapat menghasilkan limbah cair sasirangan yang didapatkan dari proses pewarnaan. Salah satu pengrajin kain sasirangan di kota Banjarbaru adalah Rumah Produksi Atun Cempaka Sasirangan. LCS yang dihasilkan di rumah produksi ini dilakukan uji labolatorium bahwa konsentrasi TDS sebesar 4840 mg/L dan Amonia sebesar 4,8 mg/L. Nilai konsentrasikeduaparametertersebutmelebihibakumutuberdasarkanPeraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 36 Tahun 2008 dan menurut Sahetapy (2021) mutu amonia tidak lebih dari 1 mg/L. Salah satu alternatif pengolahan limbah cair sasirangan adalah menggunakan sistem lahan basah buatan aliran kombinasi vertikal horizontal bawah permukaan (LBB-AKVHBP). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi LBB-AKVHBP dalam menurunkan konsentrasi TDS dan Amonia dengan menggunakan tanaman Vetiveria zizanioides, Scirpuss grossus, dan Equisetum hyemale. Penelitian ini dilakukan denganskala Labolatoriummenggunakan 6rangkaian pasangreaktor, dimana setiap pasang rangkaian reaktor diawali dengan reaktor vertikal dan dilanjutkan dengan reaktor horizontal berukuran 60 cm x 43 cmx 36 cm dengan menggunakan media tanam tanah humus, pasir dan kerikil dengan debit 0,020 m³/m².hari, debit 7,17 mL/menit dengan waktu tinggal selama 15 hari dengan 3 kali repetisi. Hasil penelitian menunjukkan penurunan konsentrasi TDS dan Amonia pada sistem LBB-AKVHBP menggunakan tanaman Scirpuss Grossus lebih baik dibandingkan dengan Equisetum hyemale dan Vetiveria zizanioides dengan efisiensi penyisihan sebesar 75% dan 91%. Nilai konsentrasi TDS dan Amonia terendah yaitu 987,5 mg/L dan 0,275 mg/L, dimana kedua parameter ini sudah memenuhi baku mutu yaitu sebesar 2000 mg/L dan 1 mg/L.

Kata Kunci : Sasirangan, Limbah Cair Sasirangan, LBB-AKVHBP, TDS, Amonia, Vetiveria zizanioides, Scirpus grossus, Equisetum hyemale