Pandan laut (Pandanus odorifer) merupakan tumbuhan liar di pesisir pantai Kalimantan yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji dari parameter spesifik dan non spesifik simplisia dan ekstrak. Metode yang digunakan mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia dan Parameter Standar Umum Ekstrak. Pengambilan sampel dilakukan pada dua tempat tumbuh yang berbeda yaitu Desa Tabanio dan Desa Sungai Bakau. Standardisasi simplisia secara organoleptik berbentuk serbuk, berwarna hijau muda, berbau khas, dan tidak berasa. Pengujian mikroskopik menunjukkan adanya sel epidermis, hipodermis, mesofil, parenkim, jaringan palisade, serabut, rongga udara, berkas pembuluh, jaringan bunga karang, hablur kalsium oksalat, papila, dan kutikula. Pengujian makroskopik menunjukkan daun berwarna hijau dengan permukaan bertekstur dan memiliki duri berwarna putih dibagian tepi dan belakang tulang daun. Kadar sari larut etanol 13,13%-14,60%, kadar sari larut air 15,57%-17,23%, susut pengeringan 2,73%-4,80%, kadar abu total simplisia 3,91%-4,01%, kadar abu tidak larut asam simplisia 0,97%-0,99%, cemaran logam timbal 3,836-5,824 mg/kg dan kadmium 0,101-0,145 mg/kg. Standardisasi ekstrak menunjukkan ekstrak berbentuk semi padat, berwarna hijau kecoklatan, berbau khas, dan rasa pahit. Ekstrak mengandung flavonoid, steroid, tanin, saponin, glikosida, dan fenolik. Profil KLT menegaskan kesamaan kandungan senyawa kimia tiap lokasi tumbuh. Rendemen ekstrak 11,68%-14,41%, kadar air 2,93%-4,80%, kadar abu total ekstrak 7,11% -7,20%, dan kadar abu tidak larut asam ekstrak 0,97%-0,98%. Hasil parameter standardisasi simplisia dan ekstrak daun P. odorifer dari kedua tempat berbeda telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Farmakope Herbal Indonesia, Materia Medika Indonesia, dan BPOM RI.