Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah suatu jenis tanaman perkebunan yang berada diposisi penting di bidang pertanian umumnya dan bidang perkebunan khususnya. Pembibitan kelapa sawit pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu Pre Nursery dan Main Nursery. Pada tahapan  pre nursery ini terdiri  dari berbagai kegiatan yang memiliki potensi melepaskan emisi gas rumah kaca yaitu; persiapan lahan, pemberantasan hama dan  penyakit, dan pemupukan.Gas rumah kaca yang perlu mendapat perhatian pada sektor pertanian adalah karbondioksida (CH₄), metana (N₂O), dan dinitrogen oksida (N₂O).Untuk mengetahui seberapa besar emisi gas rumah kaca (GRK) yang dilepaskan pada pemibitan pre nursery ini  dilakukan pengambilan sampel pada bibit Pre Nursery tersebut dengan menggunakan alat penangkap gas yaitu sungkup, dan beberapa alat pendukung lainya seperti  syringe,  tabung vial, serta peralatan pendukung  lainya seperti termometer dan stop watch. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan pada pembibitan kelapa sawit Pre Nursery. Pembibitan dilaksanakan di Win hortibun Jl. A. Yani km 33,5 Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pengambilan sampel dilakukan 2 minggu sekali, pada parameter CH₄ didapatkan nilai  Global Warming Potensial (GWP) tertinggi  yaitu pada usia tanaman minggu ke-10 yaitu 99,33 kgCO₂-eq/m²/jam, pada parameter N₂O didapatkan nilai Global Warming Potesial (GWP) tertinggi pada usia tanaman minggu ke-8 yaitu 415461,92 kg CO₂-eq/m²/jam. Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya usia tanaman, emisi yang dihasilkan semakin tinggi. hal ini terjadi karena proses pemupukan, dan penyiraman tanaman, dimana setiap minggunya tanaman diberi pupuk untuk memenuhi unsur hara, penambahan pupuk pada tanaman akan merangsang emisi gas rumah kaca.