DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KONFLIK ANTAR PENGGETEK DI KELURAHAN MELAYU KECAMATAN TEWEH TENGAH KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH
PENGARANG:SEFTI ANDILA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2019-03-31


ABSTRAK

Sefti Andila, 2019. Konflik Antar Penggetek di Kelurahan Melayu Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah. Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing (I) Yusuf Hidayat. (II) Laila Azkia.

Kata Kunci: Konflik, Getek, Kepentingan

Getek merupakan salah satu alat transportasi umum yang digunakan warga di Kelurahan Melayu dan orang yang mengendarai Getek tersebut disebut dengan istilah Penggetek. Penggetek biasanya memiliki keahlian khusus dalam mengendalikan maupun menjalankan Geteknya. Keadaan ekonomi yang sangat sulit dan pendapatan perhari yang tidak menentu memicu berbagai perseteruan diantara para penggetek itu sendiri. Tidak jarang terjadi konflik diantara sesama Penggetek tersebut baik kecil maupun besar. Pada suatu konflik tersebut terdapat faktor-faktor penyebab konflik dan proses manajemen konfliknya. Tujuan penelitian ini yaitu (1) menjelaskan apa saja faktor penyebab konflik dan (2) proses manajemen konflik para penggetek tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dipilih secara Purposive Sampling  dimana informan dalam penelitian ini yaitu para penggetek yang terlibat konflik dan orang-orang yang melihat konflik tersebut terjadi yang berjumlah 7 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang dipakai peneliti yaitu reduksi data, penyajian data dan varifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) faktor penyebab konflik para penggetek ada dua yaitu karena perbedaan kepentingan dan perbedaan pendapat. Terjadinya konflik akibat perbedaan kepentingan ini disebabkan karena faktor ekonomi yang rendah sehingga menekan para penggetek untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara membawa penumpang dan dari sanalah terjadi perebutan penumpang. Tabrakan antar penggetek  menjadikan perbedaan pendapat diantara mereka karena selisih paham yang merasa bahwa dialah yang paling benar. (2) proses manajemen konflik yang dilakukan yaitu dengan cara negosiasi dan mediasi. Proses negosiasi dilakukan oleh kedua belah pihak penggetek yang telah terlibat konflik untuk melakukan diskusi serta mencari jalan keluar agar mereka berhenti berkonflik. Kemudian pada proses mediasi akan dicari orang ketiga yang bersifat netral dan dianggap mampu menenangkan kedua belah pihak yang berkonflik.

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi masyarakat khususnya para penggetek agar lebih memperkuat sistem kekeluargaan dengan cara membuat peraturan secara tertulis dan bagi pemerintah setempat sebaiknya menambah lapangan pekerjaan baru agar dapat meningkatkan penghasilan ekonomi penggetek serta meminimalisir terjadinya konflik.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI