RINGKASAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak hutan dengan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, namun populasi jumlah penduduk juga meningkat setiap tahunnya hal ini menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Alternatif dari permasalahan tersebut yaitu dengan dibangunnya hutan kemasyarakatan yang merupakan hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan. Kemudian di dalam hutan kemasyarakatan terdapat pengelolaan hutan berbasis agroforestri yang dapat meningkatkan perekonomian penduduk melalui kontribusi yang diberikan oleh pengelolaan sistem agroforestri.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian mengenai kontribusi sistem agroforestri terhadap pendapatan petani hutan kemasyarakatan meliputi hasil pendapatan dan produksi, mengetahui kontribusi dari sistem agroforestri serta masalah dan harapan measyarakat. Penelitian ini dilakukan di Desa Tebing Siring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Hasil penelitian diperoleh bahwa pendapatan bersih dari sistem agroforestri terbesar yaitu Rp.17.000.000 dari bapak Gajali Rahman dan terkecil yaitu Rp.600.000 dari bapak Syamsul. Besarnya produksi padi terbesar yaitu 800 liter dab terkecil yaitu 40 liter, sedangkan untuk produksi jengkol terbesar yaitu 100 belek dan terkecil yaitu 2 belek.
vii
Kontribusi pendapatan dari sistem agroforestri terbesar yaitu 32% dan terkecil yaitu 2,4% sedangkan untuk rata-rata kontribusi yaitu 15%. Untuk masalah atau kendala masyarakat yaitu adanya beruk atau bangkui dan hama yang menyebabkan produksi berkurang. Harapan masyarakat yaitu agar dibantu pupuk dan bibit tanaman yang berkualitas.