Permasalahan dalampenelitianiniadalah rendahnya hasil belajar siswa di SDN Melayu 2 Banjarmasin terhadap pembelajaran Matematika. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran, siswa kurang aktif dan pembelajaran yang kurang menyenangkan sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah atau tidak tuntas khususnya materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan. Jadi, dilakukan suatu inovasi dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan model think pair and share kombinasi dengan snowball throwing. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian dengan tujuan mengetahui hasil belajar siswa tentang Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dikelas IV B SDN Melayu 2 Banjarmasin.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setting penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B SDN Melayu 2 Banjarmasin pada semester 2 tahun ajaran 2016/2017, dengan jumlah siswa 27 orang yaitu terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pengambilan data menggunakan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dan tes tertulis untuk hasil belajar siswa.Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan tes hasil belajar dianalisis secara deskripsi dengan teknik persentasi, sedangkan data kualitatif diambil dengan cara mengobservasi aktivitas guru dan siswa dianalisis dengan menginterpretasi data berdasarkan distribusi frekuensi yang disimpulkan ke dalam kategori dan dibandingkan indikator yang ditetapkan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan menerapkan model think pair dan share kombinas dengani snowball throwing maka hasil belajar Matematika siswa kelas IV B tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan di SDN Melayu 2 Banjarmasindapat meningkat. Terlihat pada hasil tes evaluasiyang dilaksanakan meningkat dimana pada siklus I pertemuan 1 rata-rata nilai siswa yaitu 68,88 dan siklus II pertemuan 2 rata-rata nilaisiswa 69,25, terjadi peningkatan sebesar 0,37, pada siklus II pertemuan I mencapai 75,5%, sedangkan siklus II pertemuan II mencapai 82,6% dengan peningkatan sebesar 7,1%. Pada Ketuntasan belajar klasikal juga meningkat dari siklus I yang hanya mencapai 63 % meningkat sebesar 26% hingga mencapai ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II sebesar 89%. Peningkatan juga selalu terjadi pada aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.